Penelitian Sebut Mencatat di Buku saat Kuliah Online Bantu Mahasiswa Lebih Fokus

- 31 Agustus 2020, 12:01 WIB
Ilustrasi belajar online
Ilustrasi belajar online /Pixabay

KABAR JOGLOSEMAR - Memasuki tahun ajaran baru 2020/2021 ini, kalian sebagai mahasiswa di Indonesia secara terpaksa harus mengikuti kuliah secara online.

Hal tersebut berdasarkan arahan yang menjadi kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam mencegah penularan Covid-19 di lingkungan kampus. 

Sehingga kuliah online ini, membuat kalian sebagai mahasiswa melakukan segala aktivitas kuliahnya melalui perangkat digital.

Baca Juga: Kuota Belajar Telkomsel 10 GB Rp 10, Ini Cara Mengaktifkannya

Namun, perlu diingat aktivitas dan kebiasaan dalam mencatat dengan tulisan tangan tetap perlu kalian terapkan. Mengapa demikian?

Terdapat hasil riset yang menyarankan kalian untuk tetap menerapkan tulisan tangan pada catatan kuliah yang diikuti. Jika kalian ingin lebih cerdas, lupakanlah kebiasaan membuat catatan dengan alat digital kalian.

Pam A. Mueller dari Princeton University dan Daniel M. Oppenheimer dari University of California, seperti dilansir KabarJoglosemar.com dalam NPR, membuat studi yang membandingkan hasil belajar antara catatan yang dibuat dengan ditulis tangan dengan catatan yang dibuat pada salah satu alat digital yaitu laptop tanpa mahasiswa membuka aplikasi lain. Kedua peneliti ini juga menjelaskan dalam hasil-hasil studi tentang penggunaan laptop yang kontroversial.

"Banyak profesor meyakini bahwa komputer dan internet menjadi distraksi, mengurangi diskusi dan proses pembelajaran. Sebaliknya, para mahasiswa meyakini bahwa laptop di kelas berguna bagi mereka," sebut kedua peneliti yang dikutip dari NPR pada April 2016 lalu. 

Tentunya kalian pernah mengalami atau setidaknya pernah menyaksikan penggambaran situasi ini.

Selagi kebosanan mendengarkan ceramah dosen, kemudian dibukalah search engine dan dikliklah laman-laman yang tidak ada berhungan dengan topik perkuliahan. Entah Twitter, Facebook, atau browsing-an lainnya. 

Baca Juga: Pemkab Sleman Siapkan Konsep KBM Tatap Muka

Ternyata, menurut kedua peneliti, walaupun kalian benar-benar hanya menggunakan laptop saat kelas untuk menyalin ceramah dosen, ternyata menulis catatan tetap membuahkan hasil terbaik.

Muller mengatakan bahwa orang yang mengetik cenderung membuat catatan verbatim dan menulis semua isi kuliah sebanyak yang mereka bisa. 

“Dalam studi kami, mahasiswa-mahasiswa yang ditugaskan menulis catatan dipaksa untuk lebih selektif, sebab kalian tidak bisa menulis secepat kamu mengetik. Dan pemrosesan bahan kuliah dalam waktu yang lebih lama itulah justru menguntungkan mahasiswa,” katanya.

Sehingga timbul pertanyaan mengapa menguntungkan? Untuk menjawabnya, terdapat dua hipotesis yang diajukan kedua peneliti.

Pertama, hipotesis terkait proses pengkodean atau encoding hypothesis. Saat seseorang mencatat, proses-proses yang terjadi memungkinkan peningkatan pembelajaran dan proses mengingat materi kuliah.

Kemungkinan yang keduanya adalah hipotesis terkait tempat penyimpanan (bahan kuliah) eksternal atau external-storage hypothesis. Ini terjadi saat kalian belajar dengan melihat kembali catatan kalian, atau catatan milik teman-teman kalian.

Karena orang rata-rata mengetik lebih cepat ketimbang mencatat. Sehingga, memakai laptop memungkinkan seorang mahasiswa mengetik semua yang didengarnya.

Namun, Apakah keuntungan itu lebih berguna dibanding keuntungan saat tulis tangan catatan yang memungkinkan mahasiswa memproses informasi dengan lebih baik tapi hasil catatannya lebih sedikit? Maka hasil dari penelitian Mueller dan Oppenheimer menjawab pertanyaan itu.

Dalam penelitian itu, mereka mengumpulkan mahasiswa dan menunjukkan ceramah-ceramah TED tentang berbagai topik. Hasilnya, mereka memang menemukan bahwa mahasiswa yang mengetik perkuliahan di laptop punya catatan lebih banyak dibanding yang mencatat pada buku tulis.

Baca Juga: Bupati Klaten Sebut Pembelajaran Tatap Muka Bisa Dilaksanakan Agustus 2020 Ini

Lalu tipe mahasiswa mana yang mengingat informasi lebih baik? Hal ini terjawab tergantung pada tipe pertanyaannya.

Jika pertanyaannya terbatas pertanyaan hafalan faktual macam tanggal ini-itu, misalnya pertanyaan Kapankah peradaban Indus berdiri? keduanya sama-sama bisa menjawab dengan baik.

Namun, jika pertanyaan-pertanyaan aplikasi-konseptual seperti, Bagaimana perbedaan pendekatan Jepang dan Swedia dalam menegakkan kesetaraan dalam masyarakatnya? pencatat dengan medium laptop menjawab dengan buruk. 

“Mereka (mahasiswa) tak mampu mengatasi persoalan itu dan semakin mereka menyalin semua kicauan dosen, hasil ujian mereka semakin buruk,” kata Mueller kepada NPR.

Artinya, dalam hal penyimpanan materi pelajaran maupun proses belajar dan mengingat, menulis catatan punya hasil yang lebih baik.

Kemungkinan, menurut kedua peneliti, catatan tangan lebih melibatkan proses bermanfaat kepada mahasiswanya, dibandingkan proses dalam pengetikan dengan laptop atau alat digital lainnya.

Memilih isi kuliah yang penting saat menulis catatan juga memungkinkan mereka mempelajari konten dengan lebih efisien.***

 

Editor: Ayusandra Adhitya Septi Andani

Sumber: National Public Radio America (NPR)


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x