Gagal Juara di All England 2021, Atlet Indonesia Bangga Tetap Disambut ketika Pulang ke Indonesia

- 25 Maret 2021, 09:42 WIB
Pebulutangkis All England Indonesia mengikuti jumpa pers setibanya dari Inggris di Terminal VVIP Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Senin (22/3/2021)malam. Tim All England Indonesia kembali ketanah air lebih cepat setelah dipaksa mundur dari kejuaraan All England karena kedapatan satu pesawat dengan penumpang yang positif COVID-19.
Pebulutangkis All England Indonesia mengikuti jumpa pers setibanya dari Inggris di Terminal VVIP Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Senin (22/3/2021)malam. Tim All England Indonesia kembali ketanah air lebih cepat setelah dipaksa mundur dari kejuaraan All England karena kedapatan satu pesawat dengan penumpang yang positif COVID-19. /ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/hp.

Greysia Polii dan rekannya yang saat itu sudah sempat bertanding pun merasa kesal dan marah ketika diberi tahu pelatih usai bertanding bahwa mereka diminta pulang dan mundur dari kompetisi.

“Kalau ditanya marah, ya marah dan masih kesal. Karena kenapa kami tidak bisa ikut tanding, apalagi kemarin melihat ada yang merasakan juara,” kata Greysia Polii.

BWF yang seharusnya bisa melindungi mereka para atlet juga disebut malah berlaku tidak adil.

Secara sepihak, BWF langsung memutuskan bahwa tim asal Indonesia tidak bisa lanjut bertanding di All England 2021.

“Kami ingin BWF menjadi protektor kita. Tapi, first respons mereka sangat tidak adil. Kita lagi di hall dan saat pertandingan kita diminta pulang saat itu juga. Memang kita terima email dri NHS Inggris, tapi perlakukan mereka itu kayak gitu lho sebagai penyelenggara. Mereka memutuskan sepihak begitu saja,” jelas Greysia Polii.

Perilaku tidak adil BWF tidak berhenti sampai di situ. Kontingen Indonesia dilarang menaiki bus untuk menuju hotel. Mereka juga dilarang menggunakan lift.

Padahal, menurut Greysia Polii, bila memang ingin menjaga agar tetap steril, bus dan lift tersebut bisa disemprot disinfektan usai mereka gunakan. Dan lagipula, saat itu tim asal Indonesia belum terbukti apakah positif COVID-19 atau tidak.

Baca Juga: Soal Insiden di All England, Atlet Indonesia Marah dan Masih Kesal

“Panitia meminta kami pulang dengan berjalan kaki ke hotel, tidak naik bus. Saat itu tim indonesia Ahsan/Hendra lagi tanding, kata mereka 'biarkan saja mereka tanding saja'. Kalau masalah kesehatan seharusnya Ahsan/Hendra juga tidak bisa lanjut main. Soal bis, kan bisa naik bus, atau naik lift habis itu disemprot,” lanjutnya.

Atas kegagalan berlaga di All England ini, tim Indonesia juga menderita kerugian waktu, tenaga, hingga materi.

Halaman:

Editor: Ayusandra Adhitya Septi Andani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x