Pikiran Singkirkan Indonesia Saat All England, Eko Maung: Asumsi yang Berlebihan

25 Maret 2021, 13:24 WIB
Pengamat Hukum Olahraga Eko Maung saat menghadiri acara Mata Najwa/ /Instagram.com/@ekomaung69/

KABAR JOGLOSEMAR - Perdebatan sengit antara Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari dan Pengamat Hukum Olahraga, Eko Noer Kristiyanto (Eko Maung) terjadi saat cara Mata Najwa pada 24 Maret 2021.

Perdebatan muncul saat membahas sikap BWF pada ajang All England yang menyebabkan atlet bulutangkis Indonesia gagal berlaga. Pertandingan olahraga di tingkat internasional terlebih saat masa pandemi Covid-19 ternyata berujung bikin geger dunia olahraga.

Sebagaimana diketahui atlet bulutangkis Indonesia dipaksa mundur oleh BWF lantaran berada satu pesawat dengan penumpang positif Covid-19. Selain itu, ada kejanggalan ketika kontingen Indonesia menjalani karantina.

Baca Juga: Angka Kesembuhan Covid-19 di Indonesia Hampir Mencapai 90 Persen

Alasannya karena aturan pemerintah Inggris yang mewajibkan pihak yang satu pesawat dengan penumpang yang positif Covid-19 agar menjalani isolasi 10 hari. Dampaknya, kontingen bulutangkis Indonesia tidak bisa mengikuti pertandingan di All England.

Terkait keputusan BWF yang dinilai diskriminatif dan tidak profesional, KOI mengajukan gugatan kepada mahkamah arbitrase olahraga (CAS).

“Gugatan itu adalah bentuk tekanan kita pada BWF, yang sampai saat ini belum mengaku bersalah. Kalau soal maaf-maafan, pas lebaran kita bisa maaf-maafan,” ungkap Ketua KOI Raja Sapta Oktohari dikutip Kabar Joglosemar dari YouTube Najwa Shihab.

Baca Juga: Tayang Pukul 21.00 WIB! Ikatan Cinta 25 Maret: Penyesalan Al Selalu Bikin Andin Sedih, Elsa Masih Aman?

Kendati begitu, Pengamat Hukum Olahraga Eko Maung menyampaikan gugatan itu sebenarnya tak perlu dilakukan. Selain itu, Eko Maung menganggap munculnya penilaian tentang BWF ingin menyingkirkan Indonesia dari pertandingan bulutangkis All England adalah pikiran yang berlebihan.

“Di sini kalau tujuannya menyingkirkan Indonesia itu asumsi yang berlebihan," tegas Eko Maung.

Wajar saja jika emosi mendengar kabar yang tak menyenangkan saat event besar All England yang berskala internasional itu. Namun, dia menilai bahwa penyelenggara acara juga perlu mengikuti aturan negara terkait pandemi Covid-19. 

Baca Juga: Ada Unsur China hingga Tidak Sesuai dengan Sejarah, Drama Joseon Exorcist Diminta Berhenti Tayang

Baca Juga: BLT UMKM Kembali Dibuka, Siapkan 6 Berkas Berikut Untuk Dapatkan BLT UMKM Rp 1,2 Juta

Masalah yang dihadapi saat pertandingan All England di masa pandemi Covid-19 menjadi ujian tersendiri bagi  para atlet bulutangkis Indonesia.

Gagalnya atlet Indonesia berlaga di All England tentu saja menimbulkan banyak kerugian yang dirasakan pemain baik kerugian secara pribadi maupun kontingen.

Sementara itu, BWF telah mengirimkan permohonan maaf kepada pemerintah Indonesia. Hanya saja, Menpora maupun ketua PBSI masih mengharapkan ada penjelasan secara rinci terkait insiden All England yang merugikan atlet bulutangkis Indonesia. ***

 

Editor: Sunti Melati

Sumber: You Tube

Tags

Terkini

Terpopuler