Dengan data yang dirilis BPS (Badan Pusat Statistik), menurut Menkeu, hal ini mengonfirmasi bahwa percepatan realisasi belanja negara membuat pertumbuhan konsumsi pemerintah positif sebesar 9,8 persen (YoY).
Jumlah ini meningkat tajam dibanding triwulan II yang negatif cukup dalam yakni sebesar -6,9 persen.
Melihat indikator dan data-data tersebut, Menkeu Sri Mulyani berharap agar tren perbaikan kinerja ekonomi nasional, terutama konsumsi dan investasi, terus meningkat sebagaimana juga diindikasikan oleh beberapa leading indicators seperti Purchasing Manager Index (PMI) Manufaktur Indonesia dan data penjualan ritel.
Baca Juga: Siap-siap, Ini Jadwal Terbaru BLT BPJS Ketenagakerjaan Gelombang 2 Cair, Catat Waktunya
Menurut Menkeu, dengan berbagai kebijakan baik dari fiskal, moneter dan sektor keuangan yang berupa relaksasi, insentif dan kemudahan tersebut diharapkan mampu mendorong proses pemulihan ekonomi dan peningkatan investasi secara lebih cepat.
Dikatakan, konsumsi pemerintah kini tumbuh tinggi mencapai 9,8 persen.
Hal ini terutama didorong oleh kebijakan countercyclical melalui APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara).
Menurut Menkeu, belanja negara memberikan kontribusi pemulihan pertumbuhan ekonomi tidak hanya dalam komponen konsumsi pemerintah tetapi juga dalam komponen konsumsi rumah tangga melalui belanja berbagai bantuan sosial dan subsidi.
Baca Juga: Periksa Status Kepesertaan BPJS Kesehatan di JKN Mobile atau WA ke Nomor Ini, Siapkan NIK KTP
"Sisanya, seperti belanja modal, memberikan kontribusi pada komponen investasi yang dilakukan oleh pemerintah," kata Menkeu Sri Mulyani Indrawati.***