“Hal paling miris dari kabar ini adalah vaksin yang adalah jaminan HAM seharusnya bisa terdistribusi merata untuk siapapun harus tunduk pada permintaan vaksinasi individu sekelompok orang saja. Bussiness-as-usual is a disease,” cuit warganet dikutip Kabar Joglosemar.com dari akun Twitter @Kurirtersesat.
“Seharusnya KIMIA FARMA sbg lembaga penyelenggara vaksin GRATIS, BUKAN VAKSIN BEBAYAR,” tambah @rezalisni.
Baca Juga: Viral Pungli Pemakaman Jenazah Covid-19 di TPU Cikadut, Keluarga Diminta Uang Rp 4 Juta
Ada pula warganet yang menilai bahwa sebenarnya hal itu diambil untuk mendapatkan keuntungan. Tujuannya bukan murni membentuk Herd Immunity.
“Kimia farma mulai jualan dan melayani vaksin gotong royong guys, dalihnya percepatan herd immunity. Aslinya mah cuan cuan cuan. 2x vaksin + jasa vaksinasi, pake Sinopharm,” kata @Arisky_Yudha.***