Indonesia Disebut Herd Stupidity, Warganet Pojokkan Pemerintah

- 22 Juni 2021, 13:13 WIB
Ilustrasi herd immunity
Ilustrasi herd immunity /Pixabay/lovini

 

KABAR JOGLOSEMAR – Belakangan ini, kondisi pandemic corona di Indonesia semakin parah hingga disebut Herd Stupidity oleh para pakar Kesehatan.

Herd Stupidity yang diartikan sebagai kebodohan bersama merupakan plesetan dari Herd Immunity atau imunitas bersama yang diharapkan terjadi ketika vaksinasi dimulai.

Akan tetapi, nyatanya hal tersebut gagal tercapai dan kini kasus infeksi virus corona di Indonesia semakin meningkat.

Baca Juga: Sudah Masuk Indonesia, Ini 7 Fakta Virus Corona Baru Varian Delta Plus

Indonesia Herd Stupidity

Para pakar pun menilai bahwa di Indonesia sebenarnya telah lama terjadi Herd Stupidity di mana terjadi kebodohan besar-besaran baik itu dari Pemerintah maupun seluruh lapisan masyarakat.

Contohnya saja kemarin di Madura terjadi demo besar-besaran tentang tes swab antigen yang dirasa kurang tepat. Akibatnya terjadi kerumunan besar.

Di sisi lain, masyarakat pun tidak terima bila semata-mata Herd Stupidity hanya disebabkan oleh mereka saja. Tetap ada peran Pemerintah di dalamnya.

Baca Juga: Ada Jogja dan Jateng, Ini 5 Daerah Mendominasi Kasus Positif Corona di Pulau Jawa

“Herd Stupidity ya hasil mitigasi pandemi pemerintah yang semerawut; intransparansi, politik vaksin, komunikasi krisis buruk dan tidak merata, minimnya jaminan kebutuhan dasar. Imbasnya rakyat yang dibodohkan,” cuit warganet dikutip Kabar Joglosemar.com dari laman Twitter @Kurirtersesat.

Meskipun begitu, memang patut diakui bahwa merebaknya virus corona di Indonesia juga tak luput dari peran serta masyarakat yang kurang tertib.

“Indonesia Herd Stupidity, Setuju.. Nyata benar dan coba lihat dimana2. Masih berkerumun, tidak mau divaksin, menolak di test,tidak pakai masker, menolak ada nya #Covid. Jgn menjadi bagian dari mereka. Lawan #HerdStupidity dgn ketegasan hukum,” tulis @BudiKropos.

Saat ini kasus corona di Indonesia bahkan lebih tinggi dari rata-rata dunia dengan kurang lebih 22 ribu kasus baru per hari.***

 

 

 

 

 

Editor: Sunti Melati


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x