Dokter India Peringatkan Tak Ada Bukti Ilmiah Kotoran Sapi Tangkal Covid-19

- 11 Mei 2021, 17:39 WIB
Ilustrasi beberapa warga di India menjalankan praktik dengan kotoran sapi untuk kebal dari Covid-19
Ilustrasi beberapa warga di India menjalankan praktik dengan kotoran sapi untuk kebal dari Covid-19 /Pixabay/Alexas_Photos

KABAR JOGLOSEMAR - Dokter di India memperingatkan bahwa tidak ada bukti ilmiah bahwa praktik penggunaan kotoran sapi untuk menangkal COVID-19.

Malah mereka memperingatkan akan adanya risiko menyebarkan penyakit lain.

Melansir dari Reuters, belum lama ini di negara bagian Gujarat di India barat, beberapa orang ke tempat penampungan sapi untuk menutupi tubuh mereka dengan kotoran sapi dan air kencing.

Mereka melakukannya dengan harapan bisa meningkatkan kekebalan atau membantu mereka pulih dari virus corona.

Baca Juga: Long Bumbung Mainan Tradisional Zaman Dulu, Pengganti Petasan

Perlu diketahui, sapi merupakan salah satu hewan yang dianggap suci di India terutama bagi masyarakatnya pemeluk agama hindu.

Selama berabad-abad umat Hindu telah menggunakan kotoran sapi untuk membersihkan rumah mereka dan untuk ritual doa, karena dipercaya memiliki khasiat terapeutik dan antiseptik.

"Kami melihat bahkan dokter datang ke sini. Keyakinan mereka adalah bahwa terapi ini meningkatkan kekebalan mereka dan mereka dapat pergi dan merawat pasien tanpa rasa takut," kata Gautam Manilal Borisa, manajer asosiasi perusahaan farmasi, yang mengatakan praktik tersebut membantunya pulih dari COVID-19 tahun lalu.

Baca Juga: Akan Cair Sebelum Idul Fitri 1442 H, Simak Cara Cek Bansos BLT UMKM Rp 1,2 Juta, Hanya Modal KTP

Para dokter dan ilmuwan di India dan di seluruh dunia telah berulang kali memperingatkan agar tidak mempraktikkan pengobatan alternatif itu.

"Tidak ada bukti ilmiah yang konkret bahwa kotoran sapi atau urin bekerja untuk meningkatkan kekebalan terhadap COVID-19, itu sepenuhnya didasarkan pada keyakinan," kata Dr. JA Jayalal, presiden nasional di Indian Medical Association.

"Ada juga risiko kesehatan yang terlibat dalam mengolesi atau mengonsumsi produk ini - penyakit lain dapat menyebar dari hewan ke manusia."

Baca Juga: 12 Padukuhan Masuk Zona Merah dan Oranye, Gugus Tugas Sleman: Salat Idul Fitri Berjemaah Dilarang

Ada juga kekhawatiran bahwa praktik tersebut dapat berkontribusi pada penyebaran virus karena melibatkan orang yang berkumpul dalam kelompok.

Perlu diketahui, India sejauh ini mencatat 22,66 juta kasus dan 246.116 kematian dilaporkan. ***

Editor: Galih Wijaya

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x