WHO Tidak Dukung Paspor Vaksin, Ternyata Ini Alasannya

- 7 April 2021, 06:38 WIB
Ilustrasi Vaksin COVID-19
Ilustrasi Vaksin COVID-19 //Pixabay.com/torstensimon

KABAR JOGLOSEMAR - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO belum lama ini mengeluarkan pernyataan tidak mendukung adanya paspor vaksin COVID-19.

Sebelumnya berbagai isu terkait paspor vaksin COVID-19 sempat bermunculan sebagai persyaratan bepergian. Dimana nantinya dokumen terkait vaksinasi dan catatan kesehatan bisa menjadi akses seseorang bepergian. 

Namun, WHO kemudian menolak dengan tegas adanya paspor vaksin COVID-19.

Baca Juga: Kasus Positif Covid-19 di Solo Terkendali, Gibran Rakabumng: Juli Sekolah Tatap Muka

Alasannya, WHO sendiri tak yakin apakah dengan vaksinasi akan betul-betul bisa mencegah meluasnya penularan COVID-19 yang terjadi.

"Kami WHO mengatakan pada tahap ini kami tidak ingin melihat paspor vaksinasi sebagai persyaratan untuk masuk atau keluar karena kami tidak yakin pada tahap ini bahwa vaksin tersebut dapat mencegah penularan," ujar Juru Bicara WHO Margaret Harris, pada Selasa, 6 April 2021 seperti dikutip KabarJoglosemar.com dari Reuters.

Tak hanya keraguan soal penggunaan paspor vaksin mencegah penularan, pihaknya juga melihat adanya diskriminasi.

Hal itu mengingat hingga kini vaksin yang tersebar belum merata lantaran beberapa alasan tertentu.

Baca Juga: Waspada! Mutasi Virus Corona Eek Ditemukan di Jakarta

"Ada banyak pertanyaan, selain pertanyaan tentang diskriminasi terhadap orang-orang yang tidak bisa mendapatkan vaksin karena satu dan lain alasan," imbuh Harris.

Terkait vaksinasi, WHO mengharapkan untuk meninjau vaksin COVID-19 Sinopharm dan Sinovac dari China.

Keduanya kemungkinan daftar penggunaan darurat sekitar akhir April.

"Ini tidak datang secepat yang kami harapkan karena kami membutuhkan lebih banyak data," katanya.

Baca Juga: Mulai Sekarang, Nyanyi Lagu di Kafe Perlu Bayar Royalti

Pada bupan lalu, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus memberikan imbauan kepada negara-negara yang kelebihan pasokan vaksin.

Sebanyak 10 juta dosis diharapkan segera disumbangkan ke fasilitas COVAX yang dijalankan dengan aliansi vaksin GAVI.

Perlu diketahui, pembatasan ekspor oleh India membuat program berbagi vaksin global itu kekurangan pasokan vaksin AstraZeneca yang dibuat oleh Serum Institute of India.

Baca Juga: Ternyata Spanduk Pecel Lele Lamongan Dibuat oleh Pria Asal Jogja

Terkait wacana sumbangan vaksin itu, Harris mengatakan dirinya tidak mengetahui informasi terbaru soal negara mana saja yang mendukung imbauan WHO tersebut.

"Kami sangat mencari lebih banyak vaksin," pungkasnya. ***

Editor: Galih Wijaya

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x