Pengamat Intelijen Dan Terorisme Ungkap Aksi Bom Makassar Sebagai Upaya Balas Dendam

- 29 Maret 2021, 06:51 WIB
Petugas kepolisian berjaga di lokasi dugaan bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021).
Petugas kepolisian berjaga di lokasi dugaan bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021). /ANTARA FOTO/Abriawan Abhe

KABAR JOGLOSEMAR - Aksi bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Katedral Makassar, Minggu (28/3/21) dinilai pengamat intelijen dan terorisme sebagai aksi balas dendam.

Hal ini disampaikan pengamat intelijen dan terorisme, Al Chaidar yang mengatakan, bom bunuh diri yang dilakukan di Gereja Katedral diduga dilakukan anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Makassar.

Tindakan bom bunuh diri dilakukan sebagai aksi balas dendam karena anggotanya ditangkap dan ditembak polisi pada bulan Februari silam.

Baca Juga: Kim So Yeon alias Cheon Seo Jin Sebut Akan Ada The Penthouse Season 3

"Aksi ini sebenarnya adalah aksi balas dendam JAD. Anggota JAD Makassar marah dan putus asa karena 20 orang anggotanya ditangkap dan dua orang di antaranya ditembak hingga tewas," ujarnya.

Chaidar menambahkan, karena tahu akan ditangkap dan terbuka kemungkinan ditembak mati mereka memutuskan untuk memilih menyerang dengan aksi bunuh diri. 

''Aksi ini akan berdampak pada gerakan teror lain seperti Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Poso, OPM di Papua, juga sel teror yang beraflisiasi ke Jamaah Islamiyah,'' tambahnya.

Di kawasan Sulawesi masih ada sel teror Jamaah Islamiyah, organisasi ini adalah Jamaah Ansharut Khilafah (JAK). Kelompok ini berafiliasi langsung  ke ISIS.

Baca Juga: Shim Eun Woo 'The World of The Married' Akui Lakukan Bullying saat Sekolah

Halaman:

Editor: Ayusandra Adhitya Septi Andani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x