KABAR JOGLOSEMAR - Karena kondisi geografis, Indonesia sangat rawan terhadap berbagai bencana alam. Bahkan Indonesia masuk 35 besar negara paling rawan bencana alam di dunia. Presiden Jokowi pun menyebut 2 kunci utama untuk mengurangi resiko bencana.
Dalam Rakornas Penanggulangan Bencana di Jakarta hari Rabu 3 Maret 2021,Presiden Jokowi menyebut selam setehun terhitung sejak Februari 2020 hingga Februari 2021, sudah terjadi 3.253 kali bencana alam di Indonesia. Bencana tersebut berupa bencana hidrometeorologi sampai bencan geologi.
Baca Juga: Siap-Siap, Kartu Prakerja Gelombang 13 Dibuka Pukul 12.00 WIB
Untuk mengurangi resiko bencana tersebut, menurut Presiden Jokowi, ada 2 kunci utama yakni pada aspek pencegahan dan mitigasi bencana.
Meski demikian, di luar aspek tersebut juga tetap diperhatikan dan dilakukan, yakni manajemen kebencanaan.
Karena itu, Presiden Jokowi mengingatkan agar dalam penanganan bencana jangan hanya bersifat reaktif setelah terjadi bencana, tapi harus mengantisipasi dengan membuat rencana yang baik dan detail.
Untuk itu, kebijakan nasional dan daerah harus sensitif akan kerawanan bencana. Dengan demikian, tidak lagi pontang-panting, ribut bahkan saling menyalahkan saat terjadi bencana. Hal-hal seperti itu boleh terjadi lagi.
Menurut Presiden Jokowi, selema ini pemerintah sudah punya RIPB (Rencana Induk Penanggulangan Bencana) tahun 2020-2024 lewat Perpres Nomor 87 tahun 2020.
Namun, poin pentingnya adalah tidak berhenti dengan punya rencana besar dalam jangka panjang, tap harus bisa diturunkan dalam berbagai kebijakan dan perencanaan kebencanaan.