Ini yang Diucapkan Imam Atau Prodiakon Saat Mengoleskan Abu pada Rabu Abu

- 9 Februari 2021, 10:44 WIB
Ilustrasi Rabu Abu
Ilustrasi Rabu Abu /Pixabay.com/Grzegorz Krupa
 
KABAR JOGLOSEMAR - Sebentar lagi umat Katolik di seluruh dunia akan merayakan hari Rabu Abu untuk mengawali masa Prapaskah dan APP (Aksi Puasa Pembangunan) tahun 2021. Untuk tahun 2021 ini, hari Rabu Abu akan dirayakan pada 17 Februari 2021.
 
 Dalam tradisi Agama Katolik, pada misa/ibadat Rabu Abu ditandai pemberian abu kepada umat dengan cara dioleskan di dahi berbentuk salib.
 

 
Dan yang mengoleskan adalah Imam/Pastor atau prodiakon maupun asisten luar biasa yang ditugaskan.
 
Dan saat mengoleskan abu berbentuk tanda salib di dahi umat, Imam/Pastor atau prodiakon maupun asisten luar biasa sambil mengucapkan : “Bertobatlah dan percayalah kepada Injil” atau “Ingatlah bahwa engkau adalah debu dan akan kembali menjadi debu”.
 
Kalimat itu mengandung makna sekaligus mengingatkan umat manusia untuk bertobat dan tidak mengulangi perbuatan dosa. Selain itu, mengingatkan manusia akan asal usulnya yang berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah.
 
Namun, dalam Panduan Teknis Perayaan Rabu Abu dan Penerimaan Abu serta Perayaan Pekan Suci di Masa Pandemi COVID-19, Koordinator SPD Covid-19 KAS Romo Edy Purwanto Pr disebutkan bahwa setelah doa pemberkatan dan percikan abu dengan air suci, Imam–dengan tetap memakai masker–mengucapkan sekali saja untuk seluruh umat kalimat:
 
“Bertobatlah dan percayalah kepada Injil” atau “Ingatlah bahwa engkau adalah debu dan akan kembali menjadi debu”.
 
 
Baca Juga: Jadwal Misa Rabu Abu 2023 Hari Ini di Gereja Kotabaru dan Pugeran Jogja, Mulai Pukul 12.00-18.00 WIB
 
Selanjutnya, menurut Romo Edy Purwanto, saat menaburkan/mengoleskan abu di kepala masing-masing umat, Imam/prodiakon/asisten luar biasa tanpa mengucapkan kata-kata apa pun.
 
Selain itu, Imam/prodiakon/asisten luar biasa bisa juga menaburkan abu di telapak tangan umat untuk selanjutnya masing-masing umat mengoleskan sendiri abu pada dahinya sendiri.
 
Romo Edy Purwanto mengatakan bahwa mengingat kondisi/kebutuhan masa pandemi COVID-19, maka yang menerimakan abu, Pastor Paroki setempat secara resmi bisa menugasi para prodiakon dan asisten luar biasa yang sudah diangkat untuk menerimakan abu.
 
 
 
"Yang penting mereka sudah diajari bagaimana menerimakan abu secara benar," kata Romo Eddy Purwanto dikutip Kabar Joglosemar dari Panduan Teknis Perayaan Rabu Abu dan Penerimaan Abu serta Perayaan Pekan Suci di Masa Pandemi COVID-19.
 
Seperti diketahui, hari Rabu Abu tahun ini jatuh pada 17 Februari 2021. Dalam tradisi agama Katolik Hari Rabu Abu merupakan awal dari masa Prapaskah dan Aksi Puasa Pembangnan (APP). Sementara masa Prapaskah dan APP berlangsung selama 40 hari.
 
Masa Prapaskah dan APP terhitung mulai pada Hari Rabu Abu sampai dengan Hari Raya Paskah atau Hari Raya Kebangkitan Tuhan Yesus Kristus atau Isa Almasih.
 
 
Pada tahun 2021, Hari Raya Paskah tepat pada hari Minggu, 4 April 2021. Sehingga masa Prapaskah dan APP dimulai 17 Pebruari 2021 sampai dengan hari Sabtu, 3 April 2021.
 
Sesuai namanya Rabu Abu, maka awal masa Prapaskah dan APP selalu jatuh pada hari Rabu. Kemudian hari Wafat Isa Al-Masih/Yesus Kristus selalu jatuh pada hari Jumat yang disebut Jumat Agung dan hari raya Paskah selalu jatuh pada hari Minggu. Hari Raya Paskah juga disebut Hari Raya Kebangkitan Tuhan Yesus Kristus.***

Editor: Sunti Melati


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x