Baca Juga: Simak, Ini Prosedur dan Syarat Mendapat Status Kewarganegaraan Indonesia
Dan yang menarik, setelah mengunggah 2 cuitan terkait tuduhan Partai Demokrat tersebut, pada hari yang sama, Selasa 2 Februari 2021 pukul 18.39 WIB, Mahfud MD mengunggah cuitan yang ditujukan kepada Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Mahfud MD mengucapkan terima kasih kepada Kang Emil-sapaan akrab Ridwan Kamil. Namun, cuitan yang ditujukan kepada Kang Emil itu tak ada hubungannya dengan isu terkait Partai Demokrat.
Mahfud MD hanya mengucapkan terima kasih kepada Ridwal Kamil atas kiriman durian yang enak untuk keluarga Mahfud MD.
"Kang Emil @ridwankamil terimakasih atas kiriman durian kemarin sore. Duren jatohan ya? Kami menikmatinya bersama keluarga. Salam hormat kpd keluarga ya,"demikian cuitan Mahfud MD dalam akun twitternya.
Baca Juga: Program Subsidi Gaji Dihentikan Pemerintah, Simak Pengganti BLT BPJS Ketenagakerjaan 2021
Kang Emil @ridwankamil terimakasih atas kiriman durian kemarin sore. Duren jatohan ya? Kami menikmatinya bersama keluarga. Salam hormat kpd keluarga ya.— Mahfud MD (@mohmahfudmd) February 2, 2021
Terkait tuduhan Partai Demokrat yang menyebut dirinya merestui Moeldoko untuk mengambilalih kepemimpinan Partai Demokrat, Mahfud MD pun membantah.
"Ada isu aneh, dikabarkan bbrapa menteri, trmsk Menkopolhukam Mahfud MD, merestui Ka.KSP Moeldoko mengambil alih Partai Demokrat dari AHY melalui KLB. Wah, mengagetkan, yakinlah sy tak prnh berbicara itu dgn Pak Moeldoko maupun dgn orang lain. Terpikir sj tdk, apalagi merestui," cuit Mahfud di akun twitternya @mohmahfudmd.
Ada isu aneh, dikabarkan bbrapa menteri, trmsk Menkopolhukam Mahfud MD, merestui Ka. KSP Moeldoko mengambil alih Partai Demokrat dari AHY melalui KLB. Wah, mengagetkan, yakinlah sy tak prnh berbicara itu dgn Pak Moeldoko maupun dgn orang lain. Terpikir sj tdk, apalagi merestui.— Mahfud MD (@mohmahfudmd) February 2, 2021
Baca Juga: Tak Melulu Mistis, Ini 7 Tempat Wisata Keren di Banyuwangi yang Sayang Dilewatkan
Ia melanjutkan, "Di era demokrasi yg sangat terbuka dan dikontrol oleh masyarakat spt skrng ini sulit dipercaya kepemimpinan partai, apalagi partai besar spt PD bs dikudeta spt itu. Jabatan menko tentu tak bs digunakan dan pasti tdk laku untuk memberi restu. Yg penting internal PD sendiri solid."***