Masa Prapaskah dan APP Dimulai pada Hari Rabu Abu, 17 Februari 2021

- 3 Februari 2021, 08:59 WIB
Ilustrasi berdoa
Ilustrasi berdoa /pixabay.com/ reenablack
 
KABAR JOGLOSEMAR - Sebentar lagi umat Kristiani, khususnya umat Katolik, di seluruh dunia akan memasuki masa Prapaskah tahun 2021.
 
Masa Prapaskah yang juga masa Aksi Puasa Pembangunan (APP) berlangsung selama 40 hari dimulai pada hari Rabu Abu,17 Pebruari 2021 sampai dengan hari raya Paskah atau Hari Kebangkitan Tuhan Yesus pada 4 April 2021.
 
Romo Yohanes Krismanto PR, Ketua Panitia Aksi Puasa Pembangunan (APP) Keuskupan Agung Semarang (KAS) dalam video yang disebarkan kepada seluruh umat Katolik di Keuskupan Agung Semarang (KAS), Selasa (2/2/2021) mengatakan bahwa umat Katolik diajak untuk menghayati dan mewujudkan kepedulian dan solidaritas hidup terhadap sesama selama masa Prapaskah.
 
 
 
Dikatakan, masa Prapaskah sebagai kesempatan bagi umat Katolik untuk membuka kesadaran akan kerapuhan dan dosa-dosa, menggerakkan kita untuk membina pertobatan serta semakin membuka hati dan mensyukuri rahmat belas kasih Tuhan.
 
Menurut Romo Yohanes Krismanto, mengingat bahaya pandemi COVID-19 yang belum mereda maka pada masa Prapaskah kali ini tidak menyelenggarakan pertemuan APP di lingkungan.
 
Meski demikian, umat tetap bisa menyempatkan diri dan mengisi masa Prapaskah dengan permenungan-permenungan pribadi untuk membantu pengolahan batin.
 
 
 
Untuk itu, Panitia Prapaskah KAS telah menyusun bahan renungan harian dan akan dibagikan kepada seluruh umat dalam bentuk PDF yang dibuka dalam link atau tautan yang ditulis di kolom deskripsi dari video.
 
Bagi mereka yang tidak suka membaca dalam bentuk PDF, renungan harian juga dapat dilihat setiap hari dalam kanal YouTube Komsos KAS.
 
"Saya ingin mengajak Anda semua agar dalam masa Prapaskah ini bukan hanya sekedar berpantang dan berpuasa seperti tradisi gereja yang kita kenal, namun bagaimana kita dapat lebih sungguh dan setia berproses membangun diri dalam kebutuhan hidup, dalam kesalehan dan kepedulian kita terhadap sesama," kata Romo Yohanes Krismanto.
 
 
 
Romo Yohanes Krismanto juga berharap agar puasa dan pantang tidak sekedar menahan makan dan minum, namun menjadi kesempatan bagi umat untuk belajar sebagai murid Kristus, menyangkal diri, memikul salib dan mengikuti Kristus.
 
Karena itu, walaupun menurut aturan kewajiban pantang dan puasa mengikat bagi umat dengan usia tertentu, namun sungguh baik bila dalam gerakan APP juga menjadi gerakan seluruh keluarga yang melibatkan anak-anak, remaja, orang-orang muda dan orang-orang dewasa sesuai dengan kemampuan masing-masing untuk berbagi kepada sesama.
 
Dan ada berbagai macam cara untuk berbagi, misalnya dengan menyisihkan sebagian dari uang saku, menghemat pulsa, mengurangi rokok, mengurangi kebiasaan buruk, mengurangi kesenangan yang tidak sehat dan sebagainya.
 
 
 
"Menyisihkan sebagian rezeki pemberian Tuhan untuk sesama yang membutuhkan melalui persembahan kotak APP yang telah dibagikan. Marilah kita belajar untuk ngopeni sing ora kopen, supaya pada saatnya nanti dapat bermanfaat untuk ngopeni sing ora kopen," kata Romo Yohanes Krismanto.***

Editor: Sunti Melati


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x