Peran Penting Black Box dalam Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air SJ 182, Ini Asal Usul Penemuannya

- 11 Januari 2021, 07:38 WIB
Ilustrasi black box pesawat yang bisa ungkapkan penyebab Sriwijaya Air SJ 182 jatuh
Ilustrasi black box pesawat yang bisa ungkapkan penyebab Sriwijaya Air SJ 182 jatuh /ANTARA FOTO/ Aprilio Akbar

KABAR JOGLOSEMAR - Petugas tim gabungan dan BASARNAS berhasil menemukan titik lokasi black box pesawat Sriwijaya Air SJ 182. Petugas berupaya agar black box dapat segera diangkat.

"Secepatnya jika sudah ditemukan titik nya, akan kami lakukan upaya pengangkatan black box. Saat ini KN Basudewa dari Basarnas sudah membawa peralatan yang dibutuhkan untuk mengambil black box dan segera merapat ke KRI Rigel untuk menindaklanjuti pencarian black box," ujar Kepala Basarnas Marsekal Madya (Purn) Bagus Puruhito dalam konferensi pers yang digelar, Minggu (10/1/21).

Black box menjadi kunci utama untuk mengungkap fakta yang terjadi dari peristiwa kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang mengalami hilang kontak sejak hari Sabtu. 

Bagaimana awal penemuan alat canggih black box di dunia penerbangan. Simak ulasan lengkap tentang asal usul penemuan black box. 

Baca Juga: Sebaiknya Jangan Tidur saat Pesawat Take Off dan Landing, Kenapa?

Dilansir dari laman Thoughtco, asal usul penemuan black box ditemukan oleh seorang pria asal Australia bernama David Warren. 

Warren lahir 1925 di Groote Eylandt, sebuah pulau di lepas pantai utara Australia. Tahun 1950 an, Warren bekerja sebagai ilmuwan Aeronautical Research Laboratories Melbourne.

Kecelakaan pesawat yang terjadi pada ayahnya tahun 1934 membuat Warren berkeinginan menciptakan sebuah perekam data penerbangan. Ia lalu menggagas pembuatan sebuah alat perekam percakapan antara pilot dengan kru selama penerbangan.

7 tahun kemudian ia menyelesaikan prototipe pertamanya yang disebut 'Memory Unit'. Sayangnya, penemuan tersebut lebih banyak mengundang kritik dibandingkan pujian di negaranya.

Baca Juga: Soal Tragedi Sriwijaya Air SJ 182, Ini Kata Youtuber Pilot Kapten Vincent

Hingga suatu saat, Inggris dan Amerika Serikat yang menanggapi penemuan Warren lebih serius dan memproduksi black box secara massal. 

Ide pembuatan black box diambil dari sebuah alat tape recorder yang berukuran saku, dan dibuat di Australia, untuk dilanjutkan menjadi alat yang merekam semua arus komunikasi dalam penerbangan.

Alat ini ini bisa merekam suara pilot dan semua data yang diterima dari 8 alat yang berbeda. Semua data ini bisa dipisah dan menghasilkan data yang akurat tentang penyebab kecelakaan. Alat ini kemudian dirancang untuk digunakan dalam perawatan dan pemeliharaan pesawat. Sehingga diketahui bagian mana yang mengalami tekanan.

Alat rekaman ini kemudian dimasukkan dalam kotak baja yang kuat untuk menjaga agar tidak ikut hancur ketika kecelakaan pesawat. Kotak ini kemudian dilapisi Asbes tahan api sehingga kabel-kabelnya tidak ikut rusak karena panas.

Baca Juga: Posisi Diduga Black Box Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Ditemukan, Simak Cara Kerjanya!

Masalah lain adalah ketika kekhawatiran pembicaraan para pilot selama penerbangan tersiar ke masyarakat umum dan disalahgunakan. Untuk mengatasi ini, dibuatlah komputer khusus yang disambungkan ke perekam. Dengan bantuan grafik, sehingga bisa dihasilkan gambar dari setiap kejadian.

Warren dikabarkan tidak mendapatkan imbalan finansial atas penemuannya.

Penemuan Warren baru diakui oleh Australia pada 2002. Baru sejak saat itu ia akhirnya dianugerahi penghargaan dari pemerintah Australia atas kontribusinya. 

Warren tutup usia pada 2010 di usia 85 tahun. Penemuanya kini telah menjadi andalan seluruh pesawat di dunia.***

Editor: Galih Wijaya

Sumber: ThoughtCo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah