Network
KABAR JOGLOSEMAR - Presiden Joko Widodo hari ini mengumumkan sederet menteri baru. Salah satu menteri yang kena reshuffle adalah Menteri Agama.
Presiden Jokowi menunjuk Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Yaqut Cholil Qoumas, menjadi Menteri Agama.
Tak sedikit pihak yang terkejut dengan penunjukan Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Yaqut Cholil Qoumas menjadi Menteri Agama.
Baca Juga: Sandiaga Uno Ditunjuk Jadi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ini Kata Wishnutama
Sebelumnya, masyarakat memprediksi sejumlah pihak yang mungkin akan ditunjuk menjadi Menag mulai dari Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hingga Rais Aam PBNU Yahya Cholil Staquf.
Berikut ini adalah profil Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Yaqut Cholil Qoumas yang ditunjuk menjadi Menteri Agama.
Yaqut Cholil Qoumas atau yang akrab disapa Gus Yaqut merupakan tokoh dalam Nadhlatul Ulama (NU). Ia lahir di Rembang, 4 Januari 1975.
Gus Yaqut merupakan putra dari salah satu pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), M Cholil.
Sejak muda, Gus Yaqut telah aktif berorganisasi dan mendirikan Persatuan Mahasiswa Islam Indoneisa (PMII) Cabang Depok.
Baca Juga: Sah! Jokowi Reshuffle 6 Menteri, Sandiaga Uno Jadi Menparekraf
Ia pun didapuk jadi Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Kabupaten Rembang pada tahun 2001 sampai 2004.
Gus Yaqut mulai tampil di bidang politik ketika dirinya berhasil maju jadi anggota DPRD Kabupaten Rembang pada tahun 2005.
Pada tahun 2011, Gus Yaqut menjadi ketua organisasi sayap kepemudaan PKB, GP Ansor. Selama kurang lebih 5 tahun, ia menjadi Ketua PP GP Ansor.
Pada tahun 2012, Gus Yaqut mendapat kesempatan menjadi Wakil Ketua DPW PKB Jawa Tengah. Dan pada tahun 2014, Gus Yaqut dilantik sebagai anggota DPR RI periode 2014-2019 dari Fraksi PKB.
Dalam Pemilu 2019 kemarin, Gus Yaqut mendaftarkan diri menjadi wakil dewan dapil Jawa Tengah X.
Baca Juga: Dari Sarjana Fisika Nuklir, Kini Budi Gunadi Sadikin Sah Ditunjuk Jadi Menteri Kesehatan
Hingga kini, namanya masih berstatus anggota DPR dan menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi II.***
