Tantangan Ekonomi Kuartal IV dan Awal Tahun 2021 Menurut Sri Mulyani

- 8 Desember 2020, 16:40 WIB
Menteri Keuangan, Sri Mulyani.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani. /Instagram.com/@smindrawati/

 

KABAR JOGLOSEMAR- Sejak terjadinya wabah COVID-19, berbagai strategi kebijakan ekonomi mengalami perubahan. 

Fokus utama pemerintah lebih mengutamakan pemulihan ekonomi akibat efek pandemi Corona berkepanjangan.

Berbagai bantuan sosial dan bantuan Presiden yang diambil dari APBN, membuat kebijakan arah ekonomi berubah dari kebijakan meningkatkan ekonomi menjadi kebijakan penyelamatan ekonomi.

Baca Juga: Terbaru! Garena Akan Resmi Hadirkan CR7 dalam Game Free Fire

Menteri Keuangan, Sri Mulyani menyatakan Pemerintah masih punya tantangan untuk pulihkan ekomoni di kuartal IV tahun ini dan tahun depan.

Pemulihan ini merupakan upaya penuh yang dilakukan Pemerintah dalam menekan penurunan di sektor ekonomi akibat Pandemi Covid-19.

“Kemampuan beradaptasi diharapkan terjadi tidak hanya sekedar bangkit akan tetapi ekonomi menjadi pulih secara penuh, hal ini adalah tantangan kita di kuartal IV dan tahun 2021”, kata Sri Mulyani dikutip Pikiran-Rakyat.com daalam artikel berjudul, Sri Mulyani: Tantangan Kita Pulihkan Ekonomi di Kuartal IV dan Tahun 2021, Selasa (8/12/20).

Baca Juga: Baru Saja Menikah, David GadgetIn Akan Beri Grand Prize Mahal Ini

Sri Mulyani menyatakan kondisi perekonomian saat ini sudah mengalami pembalikan yang tadinya sangat tertekan menjadi lebih baik pada Kuartal III hal itu mampu meningkatkan pertumbuhan meskipun masih dalam zona negatif.

“Pembalikan kondisi ekonomi ini terjadi karena adanya dorongan dalam berbagai program PEN tahun ini yang memakan anggaran hingga Rp695,2 triliun dengan enam fokus bidang”, ungkapnya.

Sri Mulyani menyampaikan upaya menjaga momentum pembalikan menjadi pemulihan perekonomian, maka berbagai kebijakan yang mendukungnya harus terus ditekan hingga tahun 2021 yang tercermin dari APBN 2021.

Baca Juga: Ini Dokumen yang Harus Dibawa Saat Pencairan BLT UMKM Rp 2,4 Juta di Bank

Pada tahun ini anggaran belanja mencapai Rp2.739,2 triliun sedangkan pendapatan diperkirakan Rp1.699,9 triliun, maka defisitnya pun sebesar Rp1.039 triliun atau 6,34 persen dari PDB.

Kebijakan fiskal pada tahun ini akan dilanjutkan sampai tahun depan sehingga defisitnya masih di atas 3 persen yaitu 7,7 persen dari PDB (Produk Domestik Bruto) atau sebesar Rp1.006,37 triliun.

Upaya tersebut dilakukan pemerintah dan tetap fokus pada penanggulangan pandemi Covid-19, kemudian melanjutkan berbagai program pembangunan sehingga anggran belanja di tahun 2021 mencapai Rp2.705 triliun dengan pendapatan diperkirakan mencapai Rp1.746 triliun.

Baca Juga: Tampil di SBS Law of the Jungle, Penggemar Ramaikan Tagar #CHANYEOLisBACK

Kebijakan strategis pemerintah di tahun depan melalui APBN meliputi bidang pendidikan dengan anggaran mencapai Rp550,5 triliun, bidang kesehatan Rp169,7 triliun dan untuk perlindungan sosial mencapai Rp421,7 triliun.

APBN pada bidang infrastuktur mencapai Rp413,8 triliun, kesehatan pangan Rp104,2 triliun, pariwisata Rp15,7 triliun, dan ICT Rp29,6 triliun.

Hal itu dalam rangka menunjang kebutuhan masyarakat yang aktivitasnya saat ini sangat bergantung pada internet.

Baca Juga: 4 Cara Mudah Cairkan Bansos BST Rp 300 Ribu

Sri Mulyani pun menegaskan dalam APBN 2021 merupakan kombinasi antara menjaga dan tetap menangani pandemi, namun di sisi lain hal ini merupakan upaya pemulihan ekonomi serta membangun kembali Indonesia.*** (Pikiran Rakyat/Nurul Khadijah)

Editor: Sunti Melati

Sumber: Pikiran Rakyat ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x