Karena Pemikiran yang Kritis, Pahlawan Nasional Bung Tomo Pernah Ditahan Oleh Rezim Orba

10 November 2020, 12:45 WIB
Bung Tomo, pahlawan yang pemikirannya kritis dari Jawa Timur /SuaraMuhammadiyah

KABAR JOGLOSEMAR - Pahlawan Nasional Bung Tomo yang terkenal karena pidatonya dalam membangkitkan semangat rakyat untuk melawan kembalinya penjajah Belanda melalui tentara Inggris NICA yang berakhir dengan pertempuran 10 November 1945 yang hingga kini diperingati sebagai Hari Pahlawan.

Baca Juga: Kumpulan Quote dan Ucaan Selamat Hari Pahlawan, Bisa Jadi Status Instagram, Facebook dan Twitter

Bung Tomo atau nama lengkapnya Sutomo, lahir di Surabaya, 3 Oktober 1920 meninggal pada usia 61 tahun, tepatnya tanggal 7 Oktober 1981 saat menunaikan ibadah haji di Padang Arafah, Arab Saudi.

Bung Tomo sendiri mendapat gelar sebagai Pahlawan Nasional pada tanggal 10 November 2008. Gelar tersebut diberikan setelah melalui proses setahun sebelumnya, tanggal 9 November 2007 pemerintah didesak oleh Gerakan Pemuda (GP) Ansor dan Fraksi Partai Golkar (FPG).

Sebagai mantan jurnali Bung Tomo tetap dicap sebagai tokoh vocal karena selalu mengkritisi kebijakan-kebijakan pemerintah yang dianggapnya tidak berpihak pada rakyat, termasuk pada tahun 1970an berbeda pendapat dengan pemerintahan masa Orde Baru.

Ia berbicara keras dan mengkritisi program-program yang dilakukan oleh Presiden Suharto, sehingga pada tanggal 11 April 1978 Bung Tomo ditahan oleh pemerintah dan sempat mendekam satu tahun di penjara.

Baca Juga: Ucapan Selamat Hari Pahlawan 2020, Tinggal Kirim Saja

Inilah teks pidato yang fenomenal itu yang dapat mengobarkan semangat pemuda Surabaya untuk bertempur dengan heroik melawan tentara sekutu yang kita peringati setiap tanggal 10 November.

Pidato Bung Tomo disiarkan di Studio Pemancar Radio Barisan Pemberontakan Republik Indonesia (RPPRI), Jalan Mawar 10-12, Surabaya, Jawa Timur.

Berikut pidato lengkap Bung Tomo yang membakar semangat rakyat Surabaya, sehingga para pejuang menolak mentah-mentah ultimatum tentara sekutu agar menyerahkan senjata dan berbaris dengan tangan di atas kepala. Para pejuang memilih melawan.

Bismillahirrohmanirrohim..

Merdeka!!!

Saudara-saudara rakyat jelata di seluruh Indonesia terutama saudara-saudara penduduk kota Surabaya.
Kita semuanya telah mengetahui.
Bahwa hari ini tentara Inggris telah menyebarkan pamflet-pamflet yang memberikan suatu ancaman kepada kita semua.

Kita diwajibkan untuk dalam waktu yang mereka tentukan,
menyerahkan senjata-senjata yang telah kita rebut dari tangannya tentara Jepang.
Mereka telah minta supaya kita datang pada mereka itu dengan mengangkat tangan.
Mereka telah minta supaya kita semua datang pada mereka itu dengan membawa bendera putih tanda bahwa kita menyerah kepada mereka

Baca Juga: Wikana, Sosok Pahlawan Misterius yang Terlupakan

Saudara-saudara.
Di dalam pertempuran-pertempuran yang lampau kita sekalian telah menunjukkan bahwa rakyat Indonesia di Surabaya.
Pemuda-pemuda yang berasal dari Maluku,
Pemuda-pemuda yang berawal dari Sulawesi,
Pemuda-pemuda yang berasal dari Pulau Bali,
Pemuda-pemuda yang berasal dari Kalimantan,
Pemuda-pemuda dari seluruh Sumatera,
Pemuda Aceh, pemuda Tapanuli, dan seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini.

Di dalam pasukan-pasukan mereka masing-masing.
Dengan pasukan-pasukan rakyat yang dibentuk di kampung-kampung.
Telah menunjukkan satu pertahanan yang tidak bisa dijebol.
Telah menunjukkan satu kekuatan sehingga mereka itu terjepit di mana-mana.
Hanya karena taktik yang licik daripada mereka itu saudara-saudara.

Dengan mendatangkan Presiden dan pemimpin-pemimpin lainnya ke Surabaya ini. Maka kita ini tunduk untuk memberhentikan pertempuran.
Tetapi pada masa itu mereka telah memperkuat diri.
Dan setelah kuat sekarang inilah keadaannya.

Saudara-saudara kita semuanya.
Kita bangsa indonesia yang ada di Surabaya ini akan menerima tantangan tentara Inggris itu,
dan kalau pimpinan tentara inggris yang ada di Surabaya.
Ingin mendengarkan jawaban rakyat Indonesia.
Ingin mendengarkan jawaban seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini.

Baca Juga: Jangan Lewatkan! Pemerintah Akan Buka Pendaftaran CPNS 2021, Ada 13 Syarat bagi Pelamar

Dengarkanlah ini tentara Inggris.

Ini jawaban kita.
Ini jawaban rakyat Surabaya.
Ini jawaban pemuda Indonesia kepada kau sekalian.

Hai tentara Inggris!
Kau menghendaki bahwa kita ini akan membawa bendera putih untuk takluk kepadamu.
Kau menyuruh kita mengangkat tangan datang kepadamu.
Kau menyuruh kita membawa senjata-senjata yang telah kita rampas dari tentara jepang untuk diserahkan kepadamu

Tuntutan itu walaupun kita tahu bahwa kau sekali lagi akan mengancam kita untuk menggempur kita dengan kekuatan yang ada tetapi inilah jawaban kita:
Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah
Yang dapat membikin secarik kain putih merah dan putih
Maka selama itu tidak akan kita akan mau menyerah kepada siapapun juga
Saudara-saudara rakyat Surabaya, siaplah keadaan genting!

Tetapi saya peringatkan sekali lagi.

Jangan mulai menembak,
Baru kalau kita ditembak,
Maka kita akan ganti menyerang mereka itukita tunjukkan bahwa kita ini adalah benar-benar orang yang ingin merdeka.

Baca Juga: Kenali Hama Tanaman Hias yang Bisa Serang Aglonema, Monstera, Caladium, dan Sansivera

Dan untuk kita saudara-saudara.
Lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka.
Semboyan kita tetap: merdeka atau mati!

Dan kita yakin saudara-saudara.
Pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita,
Sebab Allah selalu berada di pihak yang benar.
Percayalah saudara-saudara.
Tuhan akan melindungi kita sekalian.
Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!
Merdeka!!!

*** 

 

Editor: Ayusandra Adhitya Septi Andani

Tags

Terkini

Terpopuler