Donald Trump Positif Covid-19, Berikut Deretan Kontroversi Presiden AS Terkait Virus Corona

2 Oktober 2020, 15:12 WIB
Melania Trump dan Donald Trump positif Covid-19 tertular ajudan pribadi Presiden Ameika itu /Tim Lingkar Kediri/https://i.insider.com/5a0490ad35876ea4008b4fa4?width=640&format=jpeg&auto=webp

KABAR JOGLOSEMAR - Pandemi Covid-19 yang melanda negara-negara di dunia tidak menghindarkan untuk pejabat negaranya tidak terinfeksi virus yang masih belum ditemukan vaksinnya ini.

Tak terkecuali negara adidaya Amerika Serikat yang presidennya, Donald Trump dikabarkan positif terinfeksi Covid-19.

Trump sendiri mengabarkan kondisi dirinya dan istrinya yang terinfeksi Covid-19 lewat media sosial Twitter.

Baca Juga: Donald Trump Positif Corona, Tagar #TrumpHasCovid Trending di Twitter

Trump mengatakan bahwa ia dan sang istri, Melania Trump, terjangkit virus corona.

Diketahui sebelumnya, AS dan Donald Trump termasuk pihak yang kerap melontarkan penyataan-pernyataan kontorvesial terkait pandemi covid-19.

Tak jarang, pendapat Trum mengenai Covid-19 dan penanganan pandemi tersebut di AS menuai banyak tanda tanya dan protes.

Dilansir oleh kabarjoglosemar.com dari Portal Jember dalam artikel yang berjudul Trump Positif Covid-19, Simak Deretan Kontroversi Presiden AS Terkait Virus Corona berikut adalah deretan pernyataan kontroversi Trump tentang Covid-19:

  1. Tentang sifat virus corona

Pada Jumat, 7 Februari 2020, dan Rabu, 19 Februari 2020, Trump mengatakan bahwa virus corona akan melemah di cuaca hangat.

“Ketika kita masuk ke bulan April, cuaca yang lebih hangat memiliki efek negatif untuk virus tersebut,” ujar Trump.

Faktanya, klaim Trump mengenai virus corona ini dinilai terlalu dini. Pakar kesehatan masyarakat dan ahli epidemiologi pun skeptis terhadap pernyataan Trump.

Baca Juga: Turun Harga HP Gaming Samsung Terbaik 2020, Nomor 5 Termurah

  1. Perbandingan angka bunuh diri dan kematian akibat Covid-19

Trump pernah mengatakan bahwa kematian akibat bunuh diri bisa lebih banyak dibandingkan kematian akibat Covid-19 jika ekonomi masih tersendat.

“Jika kemacetan ekonomi berlanjut, kematian karena bunuh diri pasti akan jauh lebih banyak daripada jumlah kematian karena Covid-19,” ucapnya.

Per 1 Oktober 2020, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit menyebut angka kematian akibat Covid-19 di AS telah mencapai lebih dari 200.000 orang.

Sementara itu, jumlah kematian akibat bunuh diri di AS pada tahun 2017 mencapai 47.000 kasus, jauh lebih sedikit dari angka kematian akibat Covid-19.

Baca Juga: Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Istrinya Positif Corona

  1. Klaim kasus menurun

Beberapa kali, Trump mengatakan bahwa jumlah infeksi virus corona di AS mulai mengalami penurunan.

“Jumlah (infeksi) virus corona terlihat jauh lebih baik. Turun hampir di semua tempat,” kata Trump.

Faktanya, ketika Trump membuat klaim ini pada Mei 2020, kasus Covid-19 di AS meningkat dan stabil di sebagian besar negara bagian AS.

  1. Sebut kasus Covid-19 tidak berbahaya

Pada Sabtu, 4 Juli 2020, Trump menyatakan bahwa 99 persen kasus Covid-19 sama sekali tidak berbahaya.

Faktanya, virus corona, jika tidak membunuh penderitanya, akan memberikan dampak yang signifikan bagi kesehatan.

WHO mengatakan, sekitar 15 persen kasus Covid-19 bisa terjadi dengan gejala parah dan 5 persen kasus bisa mengakibatkan kritis.

Baca Juga: iPhone SE 2020 Resmi Dirilis, Segera Dapatkan di Toko Ini!

  1. Klaim tingkat kematian terendah

Senin, 6 Juli 2020, Trump melontarkan pernyataan yang berlawanan dengan data di lapangan mengenai kasus kematian akibat Covid-19 di AS.

“Kami sekarang memiliki tingkat kematian terendah di dunia,” ujar Trump.

Faktanya, saat Trump melontarkan klaim tersebut, AS tidak memiliki tingkat kematian terendah. Pada 13 Juli 2020, tingkat fatalitas kasus Covid-19 di AS adalah 4,1 persen yang menempatkan Negeri Paman Sam ini berada di tengah peringkat global.

Baca Juga: Euforia Hari Batik Nasional, Ini 5 Fakta Unik Batik Asli sebagai Warisan Budaya

  1. Anak-anak kebal Covid-19

Beberapa kali, dalam pernyataannya, Trump menyebut anak-anak sebagai kelompok yang “hampir” kebal terhadap Covid-19.

Faktanya, CDC mengatakan, sekitar 7 persen kasus Covid-19 dan kurang dari 0,1 persen kematian akibat Covid-19 terjadi pada anak-anak.

  1. Klaim pengadaan vaksin

Pada Senin, 2 Maret 2020, Trump mengatakan bahwa AS akan segera memiliki vaksin untuk menangani Covid-19.

“Perusahaan farmasi akan memiliki vaksin, menurut saya, relatif cepat,” ujarnya.

Pada hari yang sama, para pemimpin perusahaan farmasi mengatakan bahwa pengadaan vaksin memakan waktu satu tahun hingga 18 bulan untuk pengembangan virus.

  1. Hydroxychloroquine untuk obat Covid-19

Trump pernah mengatakan bahwa hydroxychloroquine aman dan efektif untuk mengobati Covid-19.

“Saya kebetulan percaya pada hidroksi. Saya menggunakannya, saya tidak punya masalah,” kata Trump.

Baca Juga: Prambanan Jazz Festival 2020 Akan Digelar Online di Tengah Pandemi Corona

Beberapa studi observasi besar di New York, Prancis, dan China telah menyatakan bahwa hydroxychloroquine tidak bermanfaat bagi pasien Covid-19.

Selain itu pernyataan-pernyataan tersebut, banyak klaim lain yang dilontarkan Trump dan direspons dengan protes oleh publik maupun ahli kesehatan.*** (Lulu Lukyani/Portal Jember)

Editor: Sunti Melati

Sumber: Portal Jember

Tags

Terkini

Terpopuler