Saksi Mata dari Anak Salah Satu Pahlawan Revolusi, Mayjen MT Haryono tentang Peristiwa G30S/PKI

30 September 2020, 11:28 WIB
Para Jenderal Korban Pemberontakan G30S/PKI /

KABAR JOGLOSEMAR - Setiap bulan September bangsa Indonesia selalu diingatkan kembali pada peristiwa kelam yang terjadi pada tahun 1965.

Hari ini, tepatnya 30 September 2020 tepat 55 tahun lalu terjadi peristiwa penculikan jenderal-jenderal TNI AD oleh sekelompok orang yang diyakini bagian dari Partai Komunis Indonesia (PKI).

Pada usaha kudeta itu, para jenderal tersebut gugur dan kemudian dikenal dengan Pahlawan Revolusi.

Baca Juga: Akhir September, Ini Update Harga Hp Realme: Realme C15 hingga 7i

Peristiwa kelam tersebut terjadi pada tanggal 30 September malam hingga 1 Oktober 1965 dini hari.

Dilansir oleh kabarjoglosemar.com dari Mantrasukabumi dalam artikel yang berjudul Firasat Salah Satu Pahlawan Korban G30S/PKI, Mayjen MT Haryono: Besok Pagi Saja kejadian kelam yang dialami bangsa Indonesia masih terekam di benak anak-anak para pahlawan yang gugur saat itu.

Diantara yang mengungkapkan kejadian tersebut adalah anak pahlawan Mayjen MT Haryono, Rianto Nurhadi.

 

Ia menjelaskan, pada 1 Oktober 1965, sekitar pukul 04.30 WIB pagi, ada teriakan prajurit Tjakrabirawa dari luar rumahnya yang berlokasi di Jalan Prambanan Nomor 8, Menteng, Jakarta Pusat.

"Jenderal, keluar Jenderal, ada perintah dari Istana, dan ibu kami memberitahukan dan membangunkan ayah, setelah itu ayah bilang besok saja," ujarnya.

Baca Juga: Ryeowook Super Junior Terkonfirmasi Menjalin Hubungan dengan Mantan Anggota Girldband Ari TAHITI

Riri sapaan akrab Rianto yang saat itu masih berusia 9 tahun mengungkapkan, bahwa sang Ibu Mariatni langsung mengunci pintu kamar.

Setelah itu, kemudian sang ayah MT Haryono pun terbangun, ia kemudian menyuruh sang istri membawa anak-anaknya untuk pindah ke kamar pojok yang berada di depan.

"Pada saat itu Ayah bilang, mungkin ini sudah waktunya saya pergi. Lalu kemudian, ayah saya menyuruh ibu saya untuk melindungi anak-anak dengan pindah ke kamar lainnya, kamar yang paling pojok," bebernya.

Setelah itu, tiba-tiba prajurit Tjakrabirawa merangsek masuk pintu depan seraya membrondong dengan tembakan, hingga membuat pintu hancur. 

Baca Juga: Kumpulan Ucapan, Pantun, Serta Kata-Kata untuk Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober 2020

Baca Juga: Harga Emas Antam Retro dan Antam Batik di Pegadaian, Hari Ini Rabu 30 September 2020

Setelah itu kemudian beberapa prajurit Tjakrabirawa masuk ke dalam kamar utama. Namun, M.T Haryono berusaha menghalau dua prajurit Tjakrabirawa masuk ke dalam kamar utama.

"Jadi ayah saya menghadapi sendiri, dari situ lah pintu kamarnya ditembakin. Saat ayah saya rebut senjata itu dia ditembak dari belakang, nah disitulah kemudian ayah saya gugur," pungkasnya.*** (Andriana/Mantrasukabumi)

Editor: Sunti Melati

Sumber: Mantrasukabumi.com

Tags

Terkini

Terpopuler