Warga Krinjing, Magelang Terancam Kekurangan Air Bersih karena Sumbernya Kena Longsor

11 Agustus 2023, 14:55 WIB
Warga Krinjing Magelang terancam kekurangan pasokan air bersih gara-gara sumbernya terkena longsor, foto ilustrasi. /Pixabay/pcdazero

KABAR JOGLOSEMAR - Ratusan kepala keluarga yang tinggal di lereng Gunung Merapi, khususnya di Desa Krinjing, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, menghadapi ancaman serius terhadap pasokan air bersih.

Kejadian tersebut disebabkan oleh material longsoran yang menutup sumber air, yang berlangsung dua minggu yang lalu namun baru terungkap dalam sepekan terakhir.

Pemukiman warga yang berjarak cukup jauh dari lokasi longsor, menyebabkan keterlambatan dalam pemahaman mengenai kejadian ini.

Baca Juga: Tegas Wali Kota Magelang Soal Peran Satpol PP: Jangan Terlalu Terbawa Politik

Salah seorang warga Desa Krinjing, Suyadi Sambas, menjelaskan bahwa longsor terjadi dua minggu lalu, namun baru diketahui beberapa hari belakangan ini.

Ia menyatakan bahwa peristiwa ini menimbulkan dampak serius tidak hanya bagi aktivitas warga di daerah terdampak, tetapi juga bagi pasokan air bagi warga Dusun Trono.

Suyadi mengungkapkan, longsor ini telah menutup akses aliran sumber air yang biasanya dimanfaatkan oleh warga Dusun Trono.

Baca Juga: JADWAL NONTON Primbon di Magelang 11 Agustus 2023 Hari Ini: Film Horor Terbaru yang Sedang Populer

Sumber Air Tertutup Material Longsoran, Warga Krinjing Terancam Kekurangan Pasokan Air Bersih

Warga Krinjing, Magelang terancam kekurangan pasokan air bersih karena sumber mata air tertutup longsor. //Dok. Diskominfo Magelang

Sumber air tersebut tertutup material longsoran, karena berada di atas lokasi longsor itu sendiri.

Lokasi longsor terjadi di dasar Sungai Senowo, yang mana longsor tersebut menutupi sumber air bersih yang sebelumnya digunakan oleh warga.

Baca Juga: 4 Titik Ramp On/Off Tol Jogja Solo, Hubungkan Jalan Tol dengan Jalan Konvensional

Kini, tempat tersebut telah berubah menjadi kubangan air yang mirip rawa, dikenal sebagai "pening" oleh warga setempat.

Suyadi menjelaskan bahwa dampaknya sangat nyata, di mana pasokan air bersih untuk sekitar 130 kepala keluarga di Dusun Trono telah terputus karena kerusakan pada jaringan pipa yang tertimbun akibat longsor.

Kondisi debit air dari longsoran ini terus meningkat setiap harinya, menciptakan potensi bahaya meluapnya air atau bahkan jebolnya tebing longsoran kapan saja.

Baca Juga: 2 Remaja di Bantul Terciduk Rusak Bendera Merah Putih

Situasi ini memiliki potensi risiko bagi masyarakat yang beraktivitas di alur Sungai Senowo, yang berhulu di Gunung Merapi.

Sayangnya, upaya pembersihan dan perbaikan saat ini terhambat oleh kondisi medan yang sangat berbahaya.

Hanya ada satu jalur sempit untuk akses, dan jika air tiba-tiba mengalir, warga sulit untuk menyelamatkan diri.

Baca Juga: 4 Lokasi Exit Tol Jalan Tol Jogja Solo di Klaten, Bisa Langsung ke Wisata Merapi

Sampai saat ini, warga tetap waspada dan saling berbagi informasi mengenai perkembangan situasi dan potensi bahaya, terutama bagi mereka yang tinggal di wilayah alur sungai di bawah longsoran.

Suyadi mengungkapkan bahwa peristiwa serupa pernah terjadi sekitar tahun 1990, dengan satu korban jiwa.

"Berbahaya bagi rekan di bantaran," katanya pada Kamis, 10 Agustus 2023.

Baca Juga: 8 Desa di Klaten yang Dilewati Jalan Tol Lingkar Solo

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan pertanian, warga Dusun Trono saat ini mengandalkan sumber air lain dari Sungai Trising, meskipun debit airnya terbatas.

BPBD Kabupaten Magelang Turun Tangan

Warga Krinjing Magelang terancam kekurangan pasokan air bersih, ini upaya BPBD, foto ilustrasi.

Pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang telah berkoordinasi dan memantau perkembangan situasi di Dusun Trono.

Baca Juga: Hasto Wardoyo Mantan Bupati Kulon Progo Akui Siap Gantikan Ganjar Pranowo Jadi Pj Gubernur Jateng

Pemantauan dilakukan dengan bantuan drone untuk mendapatkan informasi visual tentang pergerakan tanah di lokasi.

Hasil dari pemantauan ini menunjukkan bahwa terjadi pergerakan tanah di tebing Sungai Senowo, dengan dimensi tinggi 40 meter dan lebar 30 meter.

Faktor yang menyebabkan terjadinya longsor meliputi kelerengan tanah yang curam (lebih dari 60 derajat), komposisi tanah yang kurang padat dan kokoh, terutama tanah pasir vulkanik.

Baca Juga: Bupati Magelang Minta Aparatur Pemerintah Desa Tingkatkan Kinerjanya

Untuk mengantisipasi perkembangan lebih lanjut, BPBD bersama pemerintah desa dan organisasi terkait telah menjalankan pemantauan harian.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang, Edi Wasono, menyatakan bahwa koordinasi dengan pemerintah desa telah dilakukan untuk mengimbau warga agar lebih berhati-hati dan waspada ketika beraktivitas di sekitar alur sungai.

Situasi ini terus dipantau dengan cermat untuk mengambil tindakan pencegahan lebih lanjut sesuai perkembangan yang terjadi.

"Kita berkoordinasi dengan Pemdes agar mengimbau kepada warga untuk lebih berhati-hati dan waspada," ucapnya.***

 

 

Editor: Ayusandra A S A

Sumber: Diskominfo Magelang

Tags

Terkini

Terpopuler