KABAR JOGLOSEMAR – Kabar dirotasinya Direktur Utama (Dirut) RSUP dr Sardjito memang cukup mengejutkan banyak pihak.
Pasalnya, saat ini kebanyakan rumah sakit tengah kewalahan menghadapi lonjakan kasus positif COVID-19 di berbagai daerah.
Baca Juga: Pemkab Kulon Progo Matikan Lampu Penerangan Jalan Selama PPKM Darurat untuk Hindari Kerumunan
Meskipun begitu, Perpindahan tersebut dilakukan dari rotasi yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Dari pihak Kemenkes sendiri menegaskan bahwa rotasi jabatan merupakan hal yang lumrah terjadi di lingkungan Kementerian Kesehatan sebagai penyegaran.
Direktur Utama (Dirut) RSUP dr Sardjito Yogyakarta, dr Rukmono Siswihanto dipindah menjadi dirut RSJ Prof dr Soerojo Magelang.
Adapun posisi Dirut di RSUP dr Sardjito akan digantikan oleh dr Eniarti yang sebelumnya menjabat sebagai Dirut di RSJ Prof dr Soerojo.
Baca Juga: 5 Idol Kpop yang Paling Sering Kena Skandal Kencan, Ada IU hingga GDragon
Perpindahan yang tiba-tiba dan dinilai terjadi di waktu yang kurang tepat ini membuat netizen berpikir keras menerka alasannya.
Dr Rukmono sendiri dikenal sebagai sosok dokter yang baik dan selalu jujur dalam menjalankan pekerjaannya.
“Dokter Rukmono itu dosen saya. Beliau orang yang jujur, berintergritas dan meniti karir di fungsional mulai dari nol. Sangat paham dengan Sarjito karena ibarat lahirnya beliau jadi spesialis kebidanan juga di Sarjito,” ungkap netizen dikutip Kabar Joglosemar.com dari akun Twitter @dr_didik.
dr Rukmono Siswihanto baru dilantik sebagai Dirut RSUP dr Sardjito pada April 2020 lalu yang mana itu artinya ia belum lama menjabat sebagai Dirut RSUP dr Sardjito.
Baca Juga: Simak Kriteria Saat Vaksinasi Covid-19 di Bantul untuk Remaja, Umum, Disabilitas dan ODGJ
“Di tengah krisis seperti ini, Direktur Utama RSUP dr Sardjito dipindah jadi Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. Soerojo Magelang. Apakah ada kaitannya dengan....” cuit @astriferdiana.
Netizen menilai dr Rukmono Siswihanto dipindah jabatannya karena jujur dan terbuka soal kondisi RSUP dr Sardjito yang saat ini bisa dibilang kewalahan dalam menangani pasien COVID-19.
“Memberi contoh cara membungkam pejabat yang terbuka akan kekurangan pelayanan,” komentar @BimoTjontong.
“Udah jelaslah karena apa... Tapi orang yang berani berkata jujur disaat krisis akan tersingkir di awal tapi akan bangkit di akhir nanti,” tambah @podcastcogitare.
Netizen juga semakin curiga ketika Sri Sultan HB X selaku Gubernur DIY juga bungkam atas kasus ini.***