KABAR JOGLOSEMAR- Meski sempat menuai polemik karena terdapat kasus pembekuan darah setelah vaksinasi, nyatanya Indonesia tetap akan menggunakan vaksin AstraZeneca dalam program vaksinasi yang saat ini sedang digalakkan pemerintah.
Kementerian Kesehatan menjamin kehalalan dan kelayakan vaksin AstraZeneca untuk digunakan dalam program vaksinasi setelah sebelumnya masyarakat lebih dulu menerima vaksin Sinovac.
Seperti apa vaksin AstraZeneca dan apa saja kandungan yang ada didalamnya? simak ulasannya dalam artikel berikut.
Vaksin AstraZeneca mengandung bahan aktif adenovirus dari simpanse (ChAdOx1) yang disisipi gen bagian protein spike dari virus SARS-Cov-2.
Adenovirus adalah jenis virus penyebab munculnya flu pada hewan simpanse. Vaksin buatan farmasi AstraZeneca dan Oxford ini menggunakan adenovirus pada simpanse yang sudah dilemahkan. Kemudian, kode genetik dari adenovirus diubah para peneliti supaya tidak berkembang biak saat masuk ke tubuh manusia.
Saat digunakan pada tubuh manusia, tubuh akan melihatnya sebagai virus corona sehingga sistem imun tubuh dapat belajar untuk mengalahkannya.
Adenovirus yang telah disisipi gen protein spike ini akan memasuki sel manusia dan memproduksi protein spike yang memicu kekebalan terhadap virus SARS-CoV-2.
Selain Adenovirus, vaksin AstraZaneca memiliki kandungan lain seperti bahan inaktif seperti L-histidine, L-Histidine hydrochloride monohydrate, ethanol yang berfungsi melindungi vaksin dari kerusakan akibat radikal bebas.
Ada juga bahan Magnesium Chloride Hexahydrate atau garam penstabil Adenovirus, Polysorbate 80 yang berfungsi mencegah melekatnya bahan aktif ke dinding botol kaca, Sucrose atau gula untuk melindungi vaksin pada suhu rendah.
Selanjutnya ada bahan Sodium Chloride atau garam dapur yang berfungsi agar vaksin bersifat isotonik, disodium edetate dehydrate yang mampu menangkap pengotor logam, dan terakhir adalah air.***