Vaksinasi COVID-19 2021: Nasib Negara Miskin Masih Belum Pasti

22 Desember 2020, 06:25 WIB
Ilustrasi vaksin corona /Pixabay/fernandozhiminaicela

KABAR JOGLOSEMAR – Setelah berjuang cukup lama melawan pandemi, akhirnya vaksin virus corona pun ditemukan.

Dari sekian banyak pengembangan vaksin oleh banyaknya negara di seluruh dunia, kini ada beberapa vaksin yang telah dinyatakan aman untuk manusia.

Beberapa negara telah mengklaim bahwa mereka telah menemukan vaksin yang efektif dan siap untuk digunakan manusia. Proses penjualan vaksin pun telah dimulai melalui tahap pre-order

Di tengah pandemi COVID-19 yang semakin menyebar, keberadaan vaksin menjadi hal yang sangat ditunggu-tunggu.

Baca Juga: Belajar Budidaya Anggrek, Ini 4 Prinsip Dasar yang Perlu Diperhatikan

Baca Juga: Ilhoon BTOB Dituding Beli dan Pakai Ganja

Meskipun begitu, koalisi organisasi internasional menyatakan bahwa ada kemungkinan 90% orang dari 67 negara berpenghasilan rendah dan standar tidak akan menerima vaksin pada tahun 2021.

Pernyataan ini turut didukung oleh para pemimpin dunia dan juga pakar Kesehatan.

Dikutip Kabar Joglosemar.com dari laman Medical News Today, Aliansi Vaksin Rakyat berpendapat ini sebagian karena negara-negara kaya membeli berkali-kali lipat jumlah dosis vaksin yang diperlukan untuk memvaksinasi populasi mereka.

Kendala utama distribusi vaksin ini adalah ketidakmampuan negara-negara berpenghasilan rendah untuk membeli vaksin.

Baca Juga: Rapid Test Antigen dan Rapid Test Biasa Berbeda? Ini Penjelasannya!

Baca Juga: Timus, Kuliner Jawa yang Ternyata Ada di Portugal

Sehingga, dikhawatirkan vaksinasi tidak akan merata pada akhirnya. Contohnya, vaksin Pfizer-BioNTech 96% telah dibeli oleh negara-negara kaya.

Aliansi Vaksin Rakyat juga mengungkapkan bahwa tak ada satu perusahaan pun yang dapat mendistribusikan vaksin ke seluruh penjuru dunia.

Sehingga, teknologi dan kekayaan intelektual yang mendukung vaksin harus tersedia untuk umum.

Negara-negara kaya diperkirakan akan mendominasi distribusi vaksin, sementara negara-negara miskin akan kesulitan karena kurangnya dana.

Baca Juga: Sedih, Ini 10 Kpop Idol yang Ternyata Menderita Penyakit Berbahaya, Ada V BTS

Hal ini disampaikan oleh Dr. Mohga Kamal Yanni dari Aliansi Vaksin Rakyat.

“Negara kaya memiliki cukup dosis untuk memvaksinasi setiap orang hampir tiga kali lipat, sementara negara miskin tidak memiliki cukup dosis bahkan untuk menjangkau petugas kesehatan dan orang yang berisiko,” jelasnya.***

Editor: Galih Wijaya

Sumber: Medical News Today

Tags

Terkini

Terpopuler