CERPEN: Perpisahan Bukan Akhir dari Segalanya

- 15 Oktober 2020, 15:30 WIB
Ilustrasi sahabat muslim
Ilustrasi sahabat muslim /qantara.de

Setelah mereka duduk di atas karpet yang sangat halus, “langsung saja ya Mai, kamu saya suruh ke sini itu untuk menanyakan apakah kamu mau melanjutkan di pondok pesantren yang telah kami pilihkan? Karena kami pihak pondok sangat menginginkan kamu bisa menjadi jauh lebih baik dari ini, bukan tandanya kamu belum baik, akan tetapi malah kamu yang bisa kami percaya untuk saat ini," ucap ustazahnya.

“Em.. Saya boleh minta waktu untuk menjawabnya ustazah dan saya mau minta izin dulu ke orang tua saya. “ucap Khumairoh kepada ustazahnya. “Ya tentu kamu boleh memikirkan itu akan tetapi kalau izin ke orang tuamu kami dari pihak pondok sudah mengizinkannya dan mereka tergantung kamu ya Mai. “ucap ustazahnya dan di angguki oleh Khumairah. 

“Oh ya satu lagi Mai, kamu bisa memberi jawabanmu paling lambat jam setengah sembilan malam ya, soalnya kamu lusa sudah harus berangkat ke pondok yang baru untuk melakukan ujian di sana.“ ucap ustazahnya yang diangguki oleh Khumairoh. Kemudian Khumairoh pun pamit untuk kembali ke kamarnya. 

Setelah sampai di kamar, Khumairoh pun menjatuhkan air matanya, yang sedari tadi ia tahan. Air Matanya tumpah membasahi pipi Khumairoh. Untungnya Khumairoh Cuma sendiri di kamar entah teman-temannya ada di mana.

Hingga akhirnya Khumairoh pun sudah terbawa ke alam mimpinya, mungkin karena efek ia menangis. 

Saat ini Khumairoh berada di rumah ustazahnya, ia akan menjawabnya dan alhasil ustazahnya pun senang mendengar jawaban dari Khumairah yang mau mengikuti saran dari pondoknya saat ini.

”Terima kasih Mai, kamu selalu bisa membuat guru-gurumu bangga kepadamu.“ Ucap ustazahnya sambil mengelus pundak Khumairah dengan amat lembut.

“Iya ustazah, jika saya bisa melakukannya kenapa tidak.“ ucap Khumairah kepada sang ustazah.

Saat ini semua teman-teman Khumairoh sudah mengetahui semuanya, jika Khumairoh besok akan berangkat ke pondok yang barunya. Saat Khumairoh berada dikamar bersama ke tiga sahabatnya ia memberikan sebuah kotak ke mereka bertiga.

“Ini ya buat kalian, maaf aku tidak bisa menjadi sahabat yang baik buat kalian, aku hanya bisa menyusahkan kalian,“ucap Khumairoh yang langsung. Temannya menggeleng.

Halaman:

Editor: Galih Wijaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah