15 Quotes Bijak Pramoedya Ananta Toer dalam Novel Bukan Pasar Malam

- 15 September 2020, 14:33 WIB
PRAMOEDYA Ananta Toer/DOK. PR
PRAMOEDYA Ananta Toer/DOK. PR /

6. “Bahwa orang yang punya itu banyak menimbulkan kesusahan pada yang tak punya. Dan mereka tak merasai ini.”

Baca Juga: Penggemar Heboh Usai CL eks Member 2NE1 Rilis Track Post Up

7. “Aku mengeluh. Hatiku tersayat. Aku memang perasa. Dan keluargaku pun terdiri dari makhluk-makhluk perasa.”

8. “Dan dengan langkah berat pergilah aku meninggalkan rumahsakit itu; rumah tempat orang yang tak bebas mempergunakan tubuh dan hidupnya sendiri.”

9. “Karena itu, Ann, kau harus kuat. Kalau tidak, orang akan sangat mudah jadi permainan, dan terus dipermainkan oleh orang-orang semacam dia itu.”

10. “Kudekati ranjang ayahku, kuraba kakinya yang kering. Hatiku tersayat. Bukankah kaki itu dulu seperti kakiku juga dan pernah mengembara ke mana-mana? Dan kini kaki itu terkapar di atas kasur ranjang rumahsakit. Bukan kemauannya. Ya, bukan kemauannya. Rupa-rupanya manusia ini tak selamanya bebas mempergunakan tubuh dan hidupnya. Dan kelak begitu juga halnya dengan kakiku.”

Baca Juga: EXO SC Raih Penghargaan dari Gaon Chart

11. “Sekarang, kepalaku membayangkan kuburan, tempat manusia yang terakhir. Tapi kadang-kadang manusia tak mendapat tempat dalam kandungan bumi. Ya, kadang-kadang. Pelaut, prajurit di zaman perang, sering mereka tak mendapat tempat tinggal terakhir. Dalam kepalaku membayangkan, kalau ayah yang tak mendapatkan tempat itu.”

12. “Kala itu kemiskinan selalu melayang-layang di angkasa dan menyambari kepalaku.”

13. “Hidup ini Anakku, hidup ini tak ada harganya sama sekali. Tunggulah saatnya, dan kelak engkau akan berpikir, bahwa sia-sia saja Tuhan menciptakan manusia di dunia ini.”

Halaman:

Editor: Sunti Melati

Sumber: Goodreads


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x