Praon Cawan Argodadi, Destinasi Wisata Alam dan Budaya di Pinggiran Sungai Progo

- 6 September 2021, 22:07 WIB
Dermaga naik dan menurunkan penumpang prahu di Obwis Cawan Prahon, Sedayu, Bantul.
Dermaga naik dan menurunkan penumpang prahu di Obwis Cawan Prahon, Sedayu, Bantul. /Tedy Kartyadi/ Kabar Joglosemar

“Sebelum pandemi Covid-19 dan mulai maraknya gowes, Cawan Praon banyak pengunjung yang datang, hari libur Sabtu dan Minggu atau libur nasional lainnya,” terang Yuni Marlina, pengelola perahu wisata kepada Kabar Joglosemar.

Dikatakan, bahwa asal muasal ‘Praon Cawan’ dulunya tempat penyeberangan perahu gethek (perahu dari ikatan bambu) penghubung warga dua wilayah Kabupaten Bantul dan Kabupaten Kulon Progo yang dibatasi oleh sungai Progo.

Karena di Kapanewon Sentolo wilayah sebelah barat di Kabupaten Kulon Progo terdapat pusat perekonomian berupa pasar.

“Selain itu, di sini secara turun tumurun dilaksanakan upacara Baritan setiap bulan Suro (kalender Jawa). Baritan yaitu sedekah kupat, warga desa membawa kupat lengkap dengan lauk tahu dan tempe. Juga ada pelengkap nasi tumpeng megana, ingkung ayam. Setelah didoakan oleh pemangku kaum kemudian sajian itu diperebutkan oleh warga untuk dinimati bersama-sama,” papar Yuni.

Baca Juga: Cara Buka Rekening BNI Untuk Cairkan Insentif Kartu Prakerja, Cukup Online dengan Login ke Eform BNI

Baritan atau disebut juga among-among kali (sesaji sungai), lanjut Yuni, selain doa bersama oleh warga sekitar untuk memohon keselamatan. Juga ada semacam upacara ritual memandikan jaran kepang (kuda-kudaan dari anyaman bambu) oleh kelompok kesenian tradisional jathilan setempat.

Gelaran adat Baritan dan kesenian tradisional tersebut, melengkapi keberadaan Pron Cawan sebagai destinasi wisata alam dan budaya. “Hanya saja acara Baritan di tahun ini diselenggarakan secara terbatas, tidak seperti tahun-tahun lalu sebelum pandemi,” ujarnya.***

Halaman:

Editor: Ayusandra Adhitya Septi Andani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x