KABAR JOGLOSEMAR -- Roti Kolombeng atau sering disebut roti kijing karena bentuknya seperti nisan (Bhs. Jawa, Kijing). Roti tradisional berbahan utama dari tepung tapioka, terigu, gula pasir, serta telur ayam ini sudah ada sejak jaman kolinial dan keberadaannya kini kian langka.
Roti Kolombeng (huruf e diucap seperti kata seng) kian langka dan disebut sebagai roti khasnya Kabupaten Kulon Progo sebab pengrajin atau pebuatnya hanya ada di Dusun Diran, Desa Sidorejo, Kecamatan Lendah, Kabupaten Kulon Progo, DIY. Itupun pembuat atau pengrajinnya hanya ada 2 masih satu keluarga, bapak dan anak.
Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta 18 Desember: Gengsian Tapi Akhirnya Aldebaran Ungkapkan I Love You Pada Andin?
“Resep dan keahlian membuat roti Kolombeng didapatkan dari bapak yang dulu pada jaman penjajahan Belanda pernah kerja pada seorang juragan roti di Kota Yogyakarta,” ungkap Sutikno salah satu produsen roti Kolembeng, saat ditemui Kabar Joglosemar, di Dusun Diran, Sidorejo, Lendah, Kulon Progo.
Dikatakan Sutikno, bapak saya bernama Giman berusia 80 tahun lebih hingga kini juga masih menekuni membuat roti Kolombeng bersama anak yang bungsu.
“Bapak sejak kecil telah bekerja pada seorang juragan roti di kota (Yogyakarta). Juga pernah bercerita bahwa roti semacam Kolombeng pada waktu itu sudah dibuatnya,” ujar Sutikno.
Baca Juga: 9 Ide Dekorasi Pohon Natal Yang Membuat Perayaan Natal Makin Meriah
Hal yang sama dijelaskan oleh Yan Suryoputri, seorang ibu berasal dari Kota Yogyakarta yang menjadi warga Belanda dan telah puluhan tahun menetap di negeri kincir angin ini mengatakan, bahwa berdasar artikel tahun 1740 seorang pengusaha roti bernama Gerrit van den Brenk, membuat kue dan menyebutnya dengan nama Colombijn.