KABAR JOGLOSEMAR - Viral sebuah video yang diduga suasana pengunjung yang memadati objek wisata Pantai Pangandaran, Ciamis, Jawa Barat, pada Sabtu, 15 Mei 2021.
Dalam video yang viral di media sosial seperti grup-grup whatsapp dan Instagram itu, ribuan pengunjung menyemut di pantai tanpa menerepakan protokol kesehatan. Para pengunjung mengikuti ritual mirip festival Kumb Mela atau mandi bareng di Sungai Gangga, India.
Baca Juga: Viral Video Pengunjung Ancol Membludak Saat Libur Lebaran, Netizen: Sungai Gangga Cabang Ancol
"Piye corona nek kaya ngene (bagaimana virus corna kalau seperti ini, red),"komentar seserang dalam video yang memperlihatkan ribuan warga memadati pantai yang terkenal itu.
"Dapat postingan hari ini, suasana di Pangandaran sedang melakukan upacara Kumb Mela...," tulis Bung Idha, dalam sebuah grup whatsapp, memberi keterangan video suasana Pantai Pangandaran yang dikirim di grup whatsapp yang juga diikuti Kabar Jgglosemar itu.
Para netizen pun sangat khawatir dengan suasana tersebut.
Baca Juga: Gara-gara Penumpang Selfie, Perahu Wisata Tenggelam di Kedungombo Boyolali
"Ngeri sekali. Bisa-bisa kasus corona seperti di India karena kerumunan seperti ini," komentar Yoseph Suherman tentang video tersebut dalam grup whatsapp yang sama.
Seperti diketahui, pada Januari 2021 kasus positif Covid-19 di Indian turun menjadi 10.000 kasus per hari. Pemerintah India pun mengizinkan ritual keagamaan dengan mandi bareng di Sungai Gangga.
Namun, setelah ritual mande bareng yang diikuti ribuan bahkan ratusan ribu warga Inda itu, kasus positif harian di India mencapai 400 ribu per hari.
Baca Juga: Kecam Serangan Hamas, Presiden Prancis Emmanuel Macron Perluas Dukungan Terhadap Israel
Bahkan sampai saat ini, kasus harian positif Covid-19 di India di atas 400 ribu orang per hari. Sementara jumlah orang yang meninggal tiap hari mencapai ribuan sehingga India dalam kondisi darurat Covid-19.
Belajar dari pengalaman India tersebut, pemerintah Indonesia pun melarang mudik Idul Fitri 2021 untuk mencegah kerumunan massa yang berpotensi terjadi penularan atau penyebaran virus corona yang memicu peningkatan kasus Covid-19.***