Penerapan PJJ Makin Memperlihatkan Kesenjangan Pendidikan di Indonesia

- 8 Februari 2021, 17:21 WIB
 Ilustrasi sekolah daring atau pembelajaran jarak jauh (PJJ)
Ilustrasi sekolah daring atau pembelajaran jarak jauh (PJJ) ///pixabay.com

KABAR JOGLOSEMAR - Pandemi COVID-19 telah memaksa pemerintah membuat terobosan dalam melaksanakan proses belajar mengajar agar tetap berjalan.

Salah satu terobosan yang dilakukan adalah dengan melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

Baca Juga: Setelah Ungkapkan Rasa Duka, Mahfud MD Tiba-tiba Kangen Sama Syekh Ali Jaber

Namun, penerapan PJJ semakin memperlihatkan adanya kesenjangan pendidikan antara satu daerah dengan daerah lain.

Sebagai contoh ada daerah yang dengan mudah melaksanakan PJJ tanpa masalah atau hambatan, namun ada daerah yang kesulitan melaksanakan PJJ karena faktor sinyal, tanpa jaringan internet, tanpa listrik, tidak memiliki gadget dan sebagainya.

Menurut  Muhadjir Effendy, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), konsekuensi dari penerapan PJJ semakin memperlihatkan adanya kesenjangan pendidikan antar satu daerah dengan daerah lain di Indonesia.

Karena itu, menurut Muhadjir Effendy, tak perlu bicara industri 4.0 apalagi dengan anak-anak yang tinggal pelosok, tapi bagaimana berupaya agar anak-anak tersebut bisa mendapatkan akses pendidikan.

Baca Juga: 5 Fakta Unik Cha Eunwoo Pemeran Lee Suho di Drama True Beauty

"Sebagai Menko PMK, saya ingin memastikan bahwa itu bisa diatasi. Jangan membiarkan seorang pun anak Indonesia yang terabaikan," kata Menko PMK dalam Webinar Mahasiswa Universitas Terbuka Kelompok Belajar Hongkong dari Jakarta, pada hari, Minggu 7 Februari 2021.

Menurut mantan Menristek Dikti ini, program pendidikan di Indonesia harus meliputi 4 hal yakn akses, kuantitas, kualitas dan kesesuaian.

Ke-4 hal itu perlu agar bisa mencapai cita-cita seperti yang diamanatan UUD 1945.

Menko PMK Muhadjir Effendy dikutip Kabar Joglosemar dari laman kemdikbud menyebutkan bawha  PJJ adalah suatu sistem pendidikan modern yang menggunakan sarana belajar elektronik berbasiskan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Hal ini sejalan dengan tuntutan era globalisasi dan industri 4.0. 

Disebutkan bahwa kualitas tanpa kuantitas akan membuat Indonesia semakin tertinggal, sementara kualitas dan kuantitas tanpa ada kesesuaian dengan dunia kerja pun percuma. Dan meski secara  kuantitas dipenuhi namun tidak merata.

Baca Juga: Konsentrasi Pemerintah Pada Kartu Prakerja, Jadi Pengganti BLT BPJS Ketenagakerjaan 2021?

Selain itu, juga tak memberikan akses yang sama kepada anak-anak bangsa sehinga ketimpangan semakin menganga.

Menko PMK Muhadjir pun mengapresiasi sistem PJJ yang sudah berjalan sejak lama oleh Universitas Terbuka (UT).

Dan hal ini diyakini mampu mengatasi kesenjangan akses bagi masyarakat untuk memperoleh pendidikan.

"UT punya andil besar dari 4 pokok pendidikan, terutama dalam hal akses. Namun juga harus bertanggung jawab untuk meningkatkan kualitas," tukasnya.

Untuk itu, Menko PMK Muhadjir meminta para mahasiswa UT yang ada di berbagai wilayah di Indonesia  dan di luar negeri untuk tetap  gigih dalam belajar.

Baca Juga: Di Tengah Pandemi COVID-19, Sektor Informasi dan Komunikasi Tumbuh 10,58 Persen

Hal ini dimaksudkan agar kelak bisa kembali ke Tanah Air dan turut berkontribusi memajukan bangsa dan negara.***

Editor: Ayusandra Adhitya Septi Andani

Sumber: kemdikbud


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x