Masa Pandemi Corona Tetap Asah Kreativitas Anak, Jangan Sering Diberi Gadget

14 Desember 2020, 16:02 WIB
Ilustrasi anak sekolah. /Pixabay/stokpic

KABAR JOGLOSEMAR - Pandemi virus corona yang melanda Indonesia dan dunia membuat orang lebih banyak berada di rumah. Sebagian besar aktivitas, termasuk bekerja dan proses belajar mengajar, meeting dilakukan di rumah.

Karena sebagian besar waktu selama masa pandemi virus corona berada di rumah merupakan kesempatan orangtua untuk mengasah kreativitas anak. Anak dilatih dan diajar untuk mandiri dan kreatif.

Untuk itu, anak jangan sering-sering diberi gadget, tapi dilatih dan diajar untuk belajar tanpa mnggunakan gadget. Misalnya, menulis, mengarang dan sebagainya.

Baca Juga: Putri Anne Unggah Foto Bareng Arya Saloka, Netizen: Hebat Banget Bisa Foto Sama Mas Al Ikatan Cinta

Dengan begitu kemampuan berpikir, daya kreatif dan kemampuan analisis anak bisa tumbuh dan berkembang.

"Orangtua jangan terlalu banyak memberikan fasilitas gadget kepada anak. Hal ini untuk menstimulus kreativitas anak-anak. Biarkan mereka berfikir sendiri dan mandiri. Misalnya, anak diberi kertas atau kardus dan spidol. Biarkan mereka menulis apa saja. Kala mereka sudah menyerah, baru orangtua megajak mereka bikin sesuatu bersama-sama. Kalau selalu dibantu dan diberikan terlalu banyak fasilitas, kemampuan kreativitas mereka tidak berkembang, tidak terstimulasi," kata Elizabeth Santosa, Psikolog Anak dan Pendidikan.

Baca Juga: Sri Mulyani: Mulai Februari 2021 Tarif Cukai Tembakau Alami Kenaikan

Elizabeth Santosa memberi contoh pengalaman inspiratif Muhammad Luqman Baehaqi, Pendiri Komunitas Prakardus.

Luqman mengisi banyak waktu luang di rumah selama masa pandemi dengan membuat prakarya berbahan kardus bersama anak-anak.

Awalnya ia melakukan itu melalui workshop secara langsung namun kemudian ia belajar membuat website Prakardus. Melalui website itu ia memberi pelatihan sekaligus memasarkan produk hasil prakarya berbahan kardus dan hasilnya luar biasa. "Pendapatan saya meningkat 700 persen atau 7 kali lipat dari worksop melalui website dan penjualan produk hasil prakarya anak-anak," kata Luqman dalam Dialog Produktif Pandemi Tak halangi Kreasi yang diadakan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Jumat (11/12/2020).

Baca Juga: Adem Lihat Foto Arya Saloka dan Amanda Manopo Pemeran Ikatan Cinta, Mirip Deh!

Dengan pengalaman itu, Luqman yang dikutip Kabar Joglosemar dari laman resmi covid19.go.id, mengatakan bahwa pandemi virus coronan bukan halangan untuk tetap produktif dan kreatif. Karena aktivitas lebih banyak di rumah maka waktu-waktu tersbut bisa dimanfaatkan untuk lebih dekat dengan keluarga.

Hal itu terutama memberikan waktu lebih kepada anak-anak, menemani mereka dalam masa tumbuh kembang dan mengembangkan kreavitas mereka.

Baca Juga: Nakes Kontak dengan Pasien Positif, IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul Tutup

Menurut Elizabeth yang dikutip Kabar Joglosemar darilaman covid19.go.id, kreatif adalah hubungan dengan kemampuan mencari solusi, mencari jalan keluar, proses membuat keputusan. Jadi, bukan selalu tentang menghasilkan prakarya saja.

Dikatakan, biasanya kreativitas muncul dalam masa sulit atau kepepet. "Saat dalam kondisi adem ayem, enak, atau nyaman kreativitas kita jarang muncul.

Namun dalam keadaan kepepet dan masa sulit kreativitas akan muncul. Idealnya, pada masa gelap seperti masa pandemi ini banyak kreativitas yang muncul,” kata Elizabeth.

Baca Juga: BLT Modal Usaha Rp3,5 Juta Bisa Cair Hanya Bermodalkan NIK KTP, Segera Cek di dtks.kemensos.go.id 

Karena itu, Elizabeth Santosa berpesan kepada orangtua, agar di masa pandemi ini jangan memberikan terlalu banyak fasilitas gadget untuk menstimulus kreativitas anak-anak.

“Biarkan mereka berpikir kreatif dan mandiri. Kasih mereka kardus dan spidol, lalu biarkan mereka mau buati apa. Kalau anak-anak menyerah, baru kita ajak bikin sesuatu bersama-sama. Namun, kalau selalu dibantu dan diberikan terlalu banyak fasilitas, kemampuan kreativitas anak tidak berkembang, tidak terstimulasi," katnya.

Menurut Luqman, dalam proses menjadi kreatif, orangtua dan anak tidak perlu berpikir terlalu jauh tentang bagaimana hasil akhirnya, tapi fokus untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari.

Baca Juga: Nakes Kontak dengan Pasien Positif, IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul Tutup

 “Saya sebenarnya lebih senang mengatakan, bahwa ketika kita tahu alasan untuk melakukan sesuatu, anak-anak juga turut merasakan apa yang kita rasakan. Ini lebih baik daripada sekadar mencari tahu apa yang harus dilakukan”, tutur Luqman Baehaqi.***

 
 
 
 
Editor: Sunti Melati

Sumber: covid19.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler