Erupsi Merapi Bisa Terjadi Setiap Saat, Masyarakat Diimbau Waspada

- 14 November 2020, 18:02 WIB
Gunung Merapi.
Gunung Merapi. /merapi.bgl.esdm.go.id

KABAR JOGLOSEMAR - Melihat perkembangan aktivitas Gunung Merapi hingga saat ini maka letusan bisa terjadi setiap saat.

Karena itu, Pemerintah Kabupaten Sleman, Magelang, Boyolali dan Klaten harus menyiapkan segala sesuatu yang terkait dengan upaya mitigasi bencana.

Baca Juga: Di Balik Sampah Ada Berkah, Inilah Faktanya

Sementara itu, kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB (Kawasan Rawan Bencana) III direkomendasikan untuk dihentikan.

Dan pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi.

Selain itu, masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.

Hanik Humaida, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Kepala BPPTKG, seperti dikutip Kabar Joglosemar.com dari website merapi.bgl.esdm.go.id, mengatakan, analisis morfologi area kawah berdasarkan foto dari sektor tenggara pada 11 November 2020 tidak menunjukkan adanya perubahan morfologi kubah.

Sementara perhitungan volume kubah lava berdasarkan pengukuran menggunakan foto udara dengan Drone pada 3 November 2020 sebesar 200.000 m3.

Sementara itu, dalam minggu ini kegempaan Gunung Merapi tercatat 244 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 2.189 kali gempa Fase Banyak (MP), 9 kali gempa Low Frekuensi (LF), 385 kali gempa Guguran (RF), 403 kali gempa Hembusan (DG) dan 6 kali gempa Tektonik (TT).

Baca Juga: Semua Warga di Kawasan Rawan Bencana di Gunung Merapi Akan Diungsikan

"Intensitas kegempaan pada minggu ini lebih tinggi dibandingkan minggu lalu," kata kata Hanik Humaida.

Kemudian, jarak tunjam EDM di sektor barat laut dari titik tetap BAB ke reflektor RB1 berkisar pada jarak 4.042,361 m hingga 4.043,057 m; dan dari BAB ke reflektor RB2 pada kisaran 3.856,911 m hingga 3.857,681 m.

Baseline GPS Klatakan–Plawangan berkisar pada 6.164,05 m hingga 6.164,07 m. Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM pada minggu ini menunjukkan adanya laju pemendekan jarak sebesar 10 cm/hari.

Hanik Humaida juga mengatakan bahwa pada minggu ini terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan tertinggi sebesar 34 mm/jam selama 35 menit di Pos Ngepos pada 11 November 2020.

Tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.

Baca Juga: Cara Cepat Cek Penerima BLT Subsidi Upah Gelombang 2 yang Sudah Cari Hari Ini di kemnaker.go.id

"Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental maka disimpulkan bahwa ada peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Merapi, sehingga status aktivitas ditetapkan dalam tingkat aktivitas Siaga. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dan awan panas sejauh maksimal 5 km," kata Hanik Humaida.***

 
 


 

Editor: Ayusandra Adhitya Septi Andani

Sumber: merapi.bgl.esdm.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x