Pernyataan Presiden Emmanuel Macron Inilah yang Memicu Boikot Produk Prancis di Berbagai Negara

- 4 November 2020, 20:31 WIB
Presiden Prancis, Emmanuel Macron
Presiden Prancis, Emmanuel Macron /Instagram.com/@emmanuelmacron

  KABAR JOGLOSEMAR - Pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron beberapa waktu lalu yang menuai kontroversi semakin melebar.

Karena ujarannya yang dinilai menghina Islam dan Nabi Muhammad, terjadilah aksi protes besar dan juga boikot yang dilakukan di sejumlah negara.

Boikot produk Prancis itu dilakukan dengan menarik dan menyegel merk dari negara itu dari rak di toko-toko.

Sejumlah negara yang diketahui melakukan boikot diantaranya, Kuwait, Mesir, dan masih banyak negara lainnya. Turki bahkan adalah salah satu yang paling kentara setelah adanya ajakan demo dari Presiden Erdogan.

Baca Juga: Ini 10 Produk Prancis yang Sering Dipakai Orang Indonesia Sehari-hari, Ada Kecanikan Sampai Makanan

Lantas pernyataan apa yang memicu boikot? Rupanya, hal itu bermula dari pernyataan Macron yang dianggap menghina umat Islam juga Nabi Muhammad.

Namun jauh sebelum pernyataan Macron muncul, dari sinilah semuanya bermula.

Sekitar September 2020, proses pengadilan penyerangan di kantor Majalah Charlie Hebdo pada 2015 lalu kembali bergulir.

Di bulan yang sama itulah, penerbit majalah satir itu kembali menerbitkan kartun Nabi Muhammad. Sempat ada aksi protes yang dilayangkan kepada kantor lama majalah itu.

Tak lama berselang, pada 2 Oktober 2020 lalu. Macron menyampaikan pidato soal separatisme islamis. Dalam pidato yang panjang itu, ia menyebut banyak hal termasuk krisis yang terjadi di sana.

Baca Juga: Buruan Daftar Kartu Prakerja Gelombang 11, Kuota Terbatas Hanya 400 Ribu

"Islam adalah agama yang sedang mengalami krisis saat ini di seluruh dunia, kita tak hanya melihat hal ini di negara kita saja" ungkap Macron seperti dikutip KabarJoglosemar.com dari Reuters.

Sekitar 2 minggu berselang, tepatnya pada 16 Oktober 2020, Samuel Paty, seorang guru sejarah ditemukan tewas terbunuh oleh remaja imigran.

Samuel Paty sendiri diketahui sempat mengajar di kelas soal kebebasan berpendapat dengan menunjukkan kartun Nabi Muhammad sebagai contohnya.

Penghormatan untuk Paty digelar dan dihadiri oleh Macron. Dilansir dari France 24 kala itu, di hadapan sekitar 400 tamu di Universitas Sorbonne.

Baca Juga: Tak Sekadar Beri Pelatihan, BLK Juga Salurkan Tenaga Kerja

"Kami akan melanjutkan perjuangan untuk kebebasan," kata Macron pada 21 Oktober 2020.

Belum sampai di situ, dukungannya untuk kebebasan berpendapat dan dukungan atas aksi Paty ditunjukannya lewat cuitan pribadi di Twitter pada 22 Oktober 2020.

“Kami akan terus bertahan, profesor. Kami akan terus berjuang untuk kebebasan, kamu telah jadi wajah perjuangan mempertahankan republik,” kata Macron.

Bagi Macron, pemenggalan guru sejarah tersebut merupakan serangan teroris Islam. Macron juga menuduh Muslim bersikap separatis.

Baca Juga: Ini yang Membuat Lay EXO Trending di Twitter dan Dapat Komentar Negatif

Bahkan, Macron membela bahwa kartun Nabi Muhammad merupakan bentuk kebebasan berekspresi warganya.

Hal ini membuat umat Muslim di seluruh dunia menunjukan sentimennya atas ujaran Presiden Prancis itu. Seperti yang diketahui, penggambaran Nabi Muhammad menyinggung Umat Islam, karena dalam tradisi Islam secara eksplisit melarang gambar Allah dan Muhammad.

Buntutnya, masyarakat dari berbagai negara menyuarakan untuk memboikot produk Perancis. Recep Tayyip Erdogan, Presiden Turki bahkan terang-terangan menyuarakan aksi boikot.

Baca Juga: Cek! Ini Dia 25 Produk Perancis yang Tersebar Luas di Indonesia

"Seperti yang dikatakan di Prancis, jangan beli barang buatan Turki," kata Erdogan seperti dikutip dari AFP.

"Saya serukan kepada warga saya di sini, jangan pernah memberikan pujian kepada barang Prancis, jangan membelinya," sambung dia.

Hingga saat ini, gelombang boikot masih belum mereda di sejumlah negara. ***

Editor: Galih Wijaya

Sumber: berbagai sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x