"Sekarang ini harga minyak dunia sudah di atas US$ 100-120 per barel. Harga keekonomian BBM RON 90 maupun RON 92 di negara-negara lain, rata-rata di atas Rp 30.000. Kita harus antisipasi ini karena situasi krisis energi tidak bisa diramalkan selesai tahun ini atau lebih lama lagi," jelas Arifin.
Baca Juga: PM Fumio Kishida Ungkap Jepang Akan Ikut Latihan Militer Garuda Shield
Kendati demikian, pihaknya tidak ingin menaikan harga Pertamax dalam waktu dekat. Arifin tak ingin konsumen berbondong - bondong berpaling ke Pertalite apabila harga Pertamax langsung dinaikkan.
Alhasil, hanya akan semakin menekan keuangan negara dalam memberikan subsidi kepada Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan (JBKP) tersebut. ***