Network
Posisi kedua kualitas udara terburuk di dunia yaitu Dubai (Uni Emirat Arab) dengan indeks 160. Sedangkan posisi ketiga tercatat Kota Santiago (Chile) yang mencapai indeks 158.
Kualitas udara terburuk di Jakarta bukan yang pertama kalinya. Tercatat pada tahun 2017 mengalami peningkatan dengan rata-rata 29,7 mikrogram per meter kubik.
Pada tahun 2018 dan 2019 terjadi kenaikan dengan rata-rata 45,3 dan 49,4 mikrogram per meter kubik.
Baca Juga: Pengertian Akuntansi Keuangan dan Beserta Contohnya yang Wajib Akuntan Tahu
Pembatasan kegiatan masyarakat yang dilakukan selama pandemi Covid-19 membuat menurun dengan rata-rata 39,6 mikrogram per meter kubik.
Suhu udara yang rendah dan tingkat kelembaban yang tinggi menurut Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta memicu akumulasi polutan sehingga menyebabkan polusi udara di Jakarta.
Faktor penyebab tersebut diketahui setelah melewati pengamatan yang dilakukan sejak Rabu dini hari di Stasiun Pemantauan Kualitas Udara (SPKU) yang dikelola oleh Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.
Baca Juga: Minecraft Bedrock Edition GRATIS untuk HP Android, Pakai 2 Link Download Berikut yang Resmi dan Aman
Pada pantauan yang dilakukan, BMKG mencatat rata-rata suhu udara di Jakarta berkisar 23 derajat hingga 32 derajat Celcius.
Untuk tingkat kelembapan udara berada pada kisaran 65 hingga 95 persen.
