695 Pasien COVID-19 di DIY Meninggal Saat Isoman di Rumah

- 26 Juli 2021, 20:52 WIB
Ilustrasi isolasi mandiri.
Ilustrasi isolasi mandiri. /Pixabay/maryTs

KABAR JOGLOSEMAR - Dari 2.780 orang meninggal dunia karena COVID-19 di DIY, sebanyak 695 orang atau 25 persen pasien meninggal dunia saat menjalankan isolasi mandiri (isoman).

Sementara sebanyak 1.890 orang atau 68 persen meninggal dunia di rumah sakit dan 195 orang atau 7 persen pasien meninggal dunia tidak diketahui tempatnya.

Baca Juga: 8 Juta Pekerja Akan Dapat BLT Subsidi Gaji BPJS Ketenagakerjaan, Ini 6 Syarat yang Harus Diketahui

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam Rapat Koordinasi Penanganan COVID yang dipimpin Menko bidang Kemaritiman dan Investasi RI Luhut Binsar Panjaitan secara daring dari Gedhong Pracimasana, Kompleks Kepatihan Yogyakarta, mengatakan, dengan tingginya angka kematian pasien COVID-19 di DIY yang melakukan isolasi mandiri, maka pihaknya melakukan sejumlah langkah.

Salah satu langkah yang dilakukan, menurut Sultan HB X, Pemda DIY membentuk satuan tugas (Satgas) Khusus guna menekan angka kematian pasien COVID-19 yang melakukan isolasi mandiri (isoman).

Satgas Khusus tersebut bertugas untuk memantau kondisi para pasien isoman. Dari hasil pemantauan itu akan ditentukan apakah pasien tersebut dipindahkan ke shelter-shelter terpusat yang disiapkan atau ke rumah sakit sesuai kondisi kesehatannya.

Menurut Sultan HB X, di DIY saat ini ada 3 shelter terpadu yang akan menjadi wilayah kerja Satgas Khusus, yakni di Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak, Balai Diklat PUPR di Jalan Ngeksigondo Yogyakarta dan asrama mahasiswa UNY.

Baca Juga: Peti Jenazah Jatuh di Jalan Kawasan Bantul, Diduga Disebabkan karena Pintu Ambulans Tak Tertutup Rapat

Dari ketiga shelter tersebut berkapasitas 506 orang. Ini belum termasuk shelter-shelter yang disediakan masyarakat yang jumlahnya jauh lebih banyak.

Selanjutnya penanganan pasien isoman dibagi menurut gejala yang dialami. Misalnya, pasien dengan gejala sedang dibawa ke shelter terpusat dan pasien dengan gejala berat dirujuk ke rumah sakit.

Dengan demikian, menurut Sultan HB X, hanya pasien yang bergejala ringan yang boleh tetap isoman di rumah. Dan mereka juga akan tetap dipantau oleh kabupaten/kota dibantu tenaga kesehatan yang berkoordinasi dengan Puskesmas terdekat.

Untuk itu, menurut Sultan HB X yang dikutip Kabar Joglosemar dari Humas Pemda DIY, Senin 26 Juli 2021, pihaknya telah koordinasi dengan BNPB dan Bupati/Walikota se-DIY. Sementara Satgas Khusus akan menangani pasien isolasi di shelter terpusat.

Sultan HB X mengungkapkan ada 3 penyebab pasien COVID-19 di DIY meninggal dunia, yakni karena memiliki penyakit bawaan atau komorbid dan berusia lanjut. Selain itu karena tidak mendapatkan oksigen dan pasien belum mendapatkan vaksin COVID-19.

Baca Juga: Jawaban Menaker Ida Fauziyah tentang BLT Subsidi Gaji BPJS Ketenagakerjaan Rp1 Juta Kapan Cair

Sementara penyebab lainnya karena pasien yang semula bergejala ringan kemudian berkembang menjadi gejala berat namun tidak terpantau secara optimal karena melakukan isolasi mandiri.

Karena itu, menurut Sultan HB X, Pemda DIY akan meningkatkan pengawasan terhadap pasien yang bergejala ringan.

Bagi pasien yang sudah lanjut uis (lansia) atau yang mempunyai penyakit bawaan akan dirujuk untuk dirawat di rumah sakit.

Selain itu, meningkatkan akses layanan rujukan dengan meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan di rumah sakit rujukan CoViD-19.

Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Kadarmanta Baskara Aji membenarkan bahwa banyaknya kasus pasien meninggal dunia saat menjalani isoman karena tidak dalam pengawasan tenaga kesehatan. 

Baca Juga: Daftar 49 Pemda yang Terima BLT Subsidi Gaji BPJS Ketenegakerjaan Rp1 Juta Untuk Buruh, Pekerja, dan Karyawan

Hal ini cukup memprihatinkan. Untuk itu, para isoman direkomendasikan untuk digeser ke shelter. Dan bagi pasien yang saturasinya sudah cukup rendah, dimasukkan ke rumah sakit yang ada.***

Editor: Ayusandra Adhitya Septi Andani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x