Suhu Dingin Pagi Ini, Apakah Terkait Aphelion Saat Bumi di Titik Terjauh dari Matahari? Ini Jawabannya

- 6 Juli 2021, 08:28 WIB
Ilustrasi suhu dingin pada pagi hari tak terkait fenomena aphelion kala Bumi di titik terjauh dari Matahari
Ilustrasi suhu dingin pada pagi hari tak terkait fenomena aphelion kala Bumi di titik terjauh dari Matahari /NASA

KABAR JOGLOSEMAR - Sebagian netizen mengeluhkan suhu dingin yang terjadi pada Selasa, 6 Juli 2021 hingga menjadi trending topic di Twitter.

Dari sebagian besar warganet lantas mengkaitkan dengan fenomena aphelion. Fenomena tersebut merupakan saatn dimana Bumi berada di titik terjauh dari Matahari.

"hari ini ada fenomena aphelion, fenomena alam dimana posisi bumi berada di titik terjauh dari bumi itu kenapa pagi ini jadi kerasa dingin banget, kalian minum vitamin aja buat kuatin imunitas daya tahan tubuh kalian biar ga sakit," tulis seorang netizen.

Baca Juga: Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan: Target Jawa Bali Capai Herd Imunity Pada Agustus 2021

"Fenomena Aphelion, di mana posisi Bumi berada pada titik terjauh dengan Matahari yang mengakibatkan peningkatan suhu dingin," komentar netizen lainnya.

Lantas apakah betul suhu dingin pagi ini terjadi karena fenomena aphelion?

Rupanya suhu dingin yang dikeluhkan netizen tidak terkait fenomena aphelion. Dilansir dari LAPAN, menyebut tidak ada dampak signifikan yang timbul akibat Bumi berada di titik terjauh dari Matahari.

"Secara umum, tidak ada dampak yang signifikan pada Bumi. Suhu dingin ketika pagi hari yang terjadi belakangan ini dan nanti sampai dengan Agustus merupakan hal yang biasa terjadi pada musim kemarau," jelas pernyataan LAPAN.

Baca Juga: Mobil Tim Pemakaman BPBD DIY Tabrakan dengan Mobil Boks

Hal itu juga ditegaskan oleh Kepala Bidang Diseminasi Pusat Sains Antariksa LAPAN, Emanuel Sungging. Pihaknya menjelaskan suhu dingin itu lebih disebabkan oleh dinamika atmosfer yang terjadi.

"Suhu lebih karena dinamika atmosfer," katanya.

Suhu dingin disebabkan karena permukaan Bumi menyerap cahaya Matahari pada siang hari dan kemudian melepaskan panas yang diserap itu pada malam hari.

Lepasan panas tadi seharusnya dipantulkan kembali oleh awan ke permukaan Bumi. Namun, karena tutupan awan yang sedikit pada musim kemarau, maka tidak ada panas yang dipantulkan ke permukaan Bumi.

Baca Juga: Link Daftar Vaksin Covid-19 di Sleman Tahap 3, Terbuka untuk Lansia, Umum, hingga Remaja

Mengingat posisi Matahari saat ini berada di belahan Utara, maka tekanan udara di belahan Utara lebih rendah dibanding belahan Selatan yang mengalami musim dingin.

Karenanya, angin bertiup dari arah Selatan menuju Utara dan saat ini angin yang bertiup itu dari arah Australia yang sedang mengalami musim dingin.

Alhasil terjadi penurunan suhu, khususnya di Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara yang terletak di Selatan khatulistiwa.

Itulah penjelasan terkait fenomena aphelion yang terjadi pagi ini. ***

Editor: Galih Wijaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x