Muslim di Prancis Alami Kekurangan Lahan Makam Selama Pandemi COVID-19

- 16 Juni 2021, 08:00 WIB
Seorang muslim Prancis, Mamadou Diagouraga, berdiri di dekat makam ayahnya yang meninggal karena COVID-19
Seorang muslim Prancis, Mamadou Diagouraga, berdiri di dekat makam ayahnya yang meninggal karena COVID-19 /Reuters/Christian Hartmann

KABAR JOGLOSEMAR – Sebagai negara yang memiliki jumlah populasi muslim terbesar di dunia, Prancis dikenal sebagai negara yang menjunjung tinggi hak-hak minoritas di negaranya.

Hal ini dibuktikan dengan sistem pendataan Prancis warga yang tidak mencantumkan etnis maupun agama.

Namun semenjak Covid-19 melanda, banyak masyarakat Prancis yang merasakan dampak pandemi tersebut, termasuk umat muslim yang berada di sana.

Menurut data statistik, muslim Prancis menjadi jumlah kematian terbanyak karena Covid-19. Hal ini yang lantas membuat lahan pemakaman di sana semakin penuh, dan diduga kuat umat muslim di sana merasakan kesenjangan akibat kejadian ini.

Baca Juga: Sleman dan Bantul Catat Tambahan Kasus Harian Tertinggi COVID-19 di DIY

Hal ini dirasakan oleh seorang muslim asal Prancis, Mamadou Diagouraga, yang harus merelakan makam ayahnya dibongkar dan diisi oleh jenazah lain.

“Ayah saya menjadi yang pertama di baris (makam) ini, dan dalam setahun, itu terisi. Ini sulit dipercaya,” kata Diagouraga, dikutip Kabar Joglosemar dari portal berita Reuters pada Selasa, 15 Juni 2021.

Angka kematian tertinggi karena COVID-19 yang banyak memakan korban jiwa dari kalangan muslim di Prancis ini disebabkan karena mereka melakukan pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan pelayanan publik, misalnya supir bus atau kasir.

“Mereka (muslim Prancis) adalah … yang pertama membayar harga mahal,” ujar M’Hammed Hennich, Ketua Asosiasi Persatuan Muslim di Seine-Saint-Denis, Prancis.

Baca Juga: 17 Pasien Covid-19 di Jogja Meninggal dalam 24 Jam Terakhir

Halaman:

Editor: Galih Wijaya

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x