15 Tahun Gempa di DIY dan Jateng, Isu Tsunami Membuat Warga Panik

- 27 Mei 2021, 08:31 WIB
Situasi gempa Jogja 2006
Situasi gempa Jogja 2006 /Dok BNPB

KABAR JOGLOSEMAR - Isu tsunami dan letusan Gunung Merapi mewarnai peristiwa bencana alam gempa bumi di DIY dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 atau 15 tahun lalu. Isu tersebut membuat masyrakat di Jogja panik.

Mereka yang berada di selatan Jogja panik dan lari ke utara karena ada isu tsunami, sementara mereka yang berada di wilayah utra Jogja lari ke selatan karena mendengar isu Gunung Merapi meletus.

Satu itu memang status Gunung Merapi berada pada level III yakni Siaga seperti yang terjadi saat ini. Namun, ternyata semua itu tersebut tidak terbukti terjadi.

Baca Juga: Jangan Sampai Salah Cek Banpres BPUM PNM Mekaar Rp 1,2 Juta Hanya Lewat banpresbpum.id Bukan Eform BNI

Gempa bumi yang mengguncang DIY dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 pukul 05.55 Wib itu berkekuatan 5.9 SR berlangsung selama 57 detik. Gempa tersebut memporakporandakan sejumlah wilayah di DIY, terutama Kabupaten Bantul.

Menurut Dwi Handayani, Kepala Simpul Pemberdayaan Masyarakat untuk Ketangguhan Bencana (SPMKB) UII dikutip Kabar Joglosemar dalam refleksi 15 tahun gempa bumi di DIY dan Jateng, 27 Mei 2021, sumber energi gempa yang terjadi pada 27 Mei 2006 ditengarai dari pelepasan akumulasi energi sesar aktif Opak, DIY-Jateng.

Gempa dikatagorikan dalam kekuatan sedang, namun pusat gempa di daratan dengan kategori dangkal dan sangat dekat dengan permukiman padat.

Baca Juga: Pemprov DIY Buka 56 Formasi Seleksi CPNS 2021, Segera Cek Formasi dan Waktu Pendaftaran

Akibatnya, sebanyak 5.000 lebih korban meninggal dunia dan sekitar 240 ribu rumah rusak hingga roboh rata dengan tanah di Kabupaten Bantul dan sekitarnya. Bencana gempa dahsyat saat itu terjadi sebelum ada sistem nasional penanggulangan bencana, yaitu sebelum diterbitkannya UU No 24/2007 tentang PB di Indonesia.

Namun yang istimewa dan uniknya, menurut Sarwidi, penanganan saat dan pasca bencana gempa saat itu dinilai banyak pihak cukup berhasil karena melibatkan masyarakat Jogja yang budaya gotong royongnya untuk kemajuan bersama sangat tinggi.

Halaman:

Editor: Galih Wijaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x