Presiden Jokowi: Ormas Keagamaan Harus Menjunjung Tinggi Sikap Toleransi

- 8 April 2021, 07:56 WIB
Tangkapan layar Presiden Jokowi. Orang nomor satu Indonesia ini akan mengunjungi Pulau Adonara dan Pulau Lembata.
Tangkapan layar Presiden Jokowi. Orang nomor satu Indonesia ini akan mengunjungi Pulau Adonara dan Pulau Lembata. /YouTube/Sekretariat Presiden
 
 
 
KABAR JOGLOSEMAR - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta organisasi kemasyarakatan (ormas) keagamaan agar dalam kiprahnya membangun bangsa harus turut menguatkan moderasi beragama di tengah masyarakat. Sejumlah hal yang dapat dilakukan dimulai dari memperkuat komitmen kebangsaan.
 
Selain itu, ormas keagamaan harus punya komitmen kebangsaan yang kuat, mengedepankan penerimaan prinsip-prinsip berbangsa yang tertuang dalam konstitusi, menjunjung tinggi ideologi Pancasila, UU 1945 dan tata kehidupan berbangsa dan bernegara.
 
"Ormas keagamaan harus menjunjung tinggi sikap toleran kepada sesama, menghormati perbedaan hingga memberi ruang bagi orang lain untuk berkeyakinan. Dengan sikap itu, masyarakat bisa mengekspresikan keyakinan mereka secara bertanggung jawab dan saling menghargai perbedaan yang tidak menjadi penghalang untuk tetap bekerja sama," kata Presiden Jokowi saat membuka Munas IX LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia) secara virtual dari Istana Negara, Jakarta, Rabu 7 April 2021.
 
 
 
Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi juga menekankan agar setiap organisasi keagamaan memiliki prinsip antikekerasan dan menolak tindakan yang menggunakan cara-cara kekerasan baik fisik maupun verbal dalam aktivitasnya.
 
“Organisasi keagamaan harus menghargai tradisi dan budaya lokal masyarakat Indonesia yang sangat bineka, ramah dan terbuka terhadap keberagaman tradisi yang merupakan warisan leluhur kita, ramah dan terbuka terhadap seni dan budaya masyarakat lokal dalam kerangka bhinneka tunggal ika kita sebagai bangsa Indonesia,” kata Presiden Jokowi dikutup Kabar Joglosemar dari laman kominfo.go.id pada Rabu 7 April 2021.
 
Menurut Presiden Jokowi, toleransi merupakan bagian penting dari moderasi beragama. Sikap itu harus dimiliki agar bisa memandang perbedaan-perbedaan di tiap anak bangsa dalam kerangka persatuan dan kesatuan.
 
 
 
Presiden mengaku pemerintah memiliki komitmen dalam mendorong dan meneguhkan moderasi beragama dalam kehidupan dan keseharian masyarakat. Dan moderasi beragama sebagai bagian tak terpisahkan dari jati diri bangsa yang sesuai dengan karakter bangsa Indonesia sejak berdiri.
 
“Alhamdulillah, kita sangat bersyukur bahwa kita mewarisi bhinneka tunggal ika dari para pendiri bangsa Indonesia. Walaupun kita berbeda suku, ras, agama, juga pandangan dalam keagamaan, tetapi kita tetap saling menghormati, bersatu, rukun dan bersama-sama bergotong royong,” kata Presiden Jokowi.
 
Dikatakan, sikap tertutup dan eksklusif merupakan kebalikan dari sikap toleransi. Hal ini harus dihindari karena selain tidak sesuai dengan bhinneka tunggal ika, juga akan memicu dan meningkatkan intoleransi yang bakal merusak sendi-sendi kebangsaan.
 
 
 
“Praktik-praktik keagamaan yang eksklusif dan tertutup harus dihindari karena sikap ini akan memicu penolakan-penolakan dan menimbulkan pertentangan-pertentangan,” kata Presiden Jokowi.***
 

Editor: Sunti Melati

Sumber: Kominfo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x