Memahami Makna Puasa Ramadhan Menurut Gus Miftah, 'Ngempet' hingga Pembaruan Pribadi

- 22 Maret 2021, 19:13 WIB
Yang tidak boleh dilakukan saat puasa
Yang tidak boleh dilakukan saat puasa //Unsplash/Christopher Jolly

KABAR JOGLOSEMAR - Sebentar lagi, bulan puasa tau Ramadhan akan segera tiba. Adapun makna puasa Ramadhan menurut salah satu ustad terkenal di tanah air, Gus Miftah.

Menurut Gus Miftah, puasa Ramadhan dimaknai sebagai sarana untuk 'ngempet'. Sedangkan 'ngempet' dalam bahasa Indonesia artinya yaitu menahan.

Secara singkat, Gus Miftah berusaha mengatakan bahwa puasa Ramadhan perlu dimaknai sebagai sebuah perantara bagi umat Islam untuk menahan dari dari berbagai hal negatif.

Baca Juga: Ramal Soal Hubungan Billy Syahputra dengan Amanda Manopo, Denny Darko : Billy Jelas Jelas Belum Bisa Move On

Hal-hal negatif yang dimaksud oleh Gus Miftah antara lain nafsu, perilaku, perkataan, dan lain sebagainya.

Pada dasarnya makna dari puasa ramadan sebagai sarana untuk menahan diri tersebut berasal dari bahasa Arab dimana kata 'puasa' diterjemahkan sebagai Ash-Shaum atau Ash-Shyiyam.

Kedua istilah tersebut, artinya ialah Al-Imsak. Lalu Al-Imsak sendiri kembali diterjemahkan dalam bahasa Indonesia yang artinya  menahan atau 'ngempet'.

Sementara itu, selama puasa umat Islam harus bisa menerapkan Ash-Shaum yakni menahan sesuatu yang bisa membatalkan puasa.

Mereka juga harus memiliki kemampuan mampu menahan segala sesuatu yang bisa membatalkan pahala puasa.

Dalam memaknai puasa Ramadhan, Gus Miftah menyampaikan bahwa apabila tidak bisa menjadi pribadi yang baik maka minimal 'ojo elek'

Artinya, selama puasa perlu adanya pembaruan  pribadinya dari masing-masing umat Islam. 

Baca Juga: 6 Tips Aman Berpuasa Bagi Penderita Diabetes yang Mudah Dilakukan

Dalam hal ini mereka harus menjaga keseimbangan sifat dalam pribadinya.

Gus Miftah mencotohkan bahwa sebagai umat Islam apabila memang tidak mampu menjadi pribadi yang baik maka minimal ia tidak menjadi orang yang berkelakuan buruk.

Selanjutnya, dalam mewujudkan adanya pembaruan pribadi tersebut perlu disadari oleh diri masing-masing serta sebaiknya mulai diwujudkan dengan mengurangi perbuatan tidak baik yang biasa dilakukan di luar bulan Ramadhan.

Seperti contoh, apabila memiliki kebiasaan berkata kasar atau secara spontan mengumpat, maka di bulan Ramadhan perilaku tersebut harus mulai dirubah dengan sebaik mungkin .

Singkatnya, makna puasa Ramadhan menurut Gus Miftah ialah 'ngempet' atau menahan diri dari perbuatan tercela.

Baca Juga: Pak Dadang Dewa Kipas Bawa Pulang Rp100 Juta, Grandmaster Susanto Megaranto: Lumayan Tapi Tidak Cukup

Di luar itu, apabila memang tidak terwujud pembaruan pribadi yang baik maka setidaknya ia telah tidak berkelakuan buruk. ***

Editor: Galih Wijaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x