Fakta-fakta Kecelakaan Maut Bus Sri Padma di Sumedang, Seharusnya Belajar Mengajar Online Tapi Malah Ziarah

- 11 Maret 2021, 08:40 WIB
Petugas mengevakuasi korban kecelakaan bus PO Sri Padma Kencana di Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Rabu, 10 Maret 2021. /
Petugas mengevakuasi korban kecelakaan bus PO Sri Padma Kencana di Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Rabu, 10 Maret 2021. / /Antara Foto/Raisan Al Farisi/


KABAR JOGLOSEMAR - Kecelakaan maut Bus Sri Padma Kencana terjadi pada 10 Maret 2021 malam. Kecelakaan itu terjadi di Tanjakan Cae, Kecamatan Wado, Sumedang Jawa Barat.

Berikut fakta-fakta kecelakaan bus PO Sri Padma Kencana yang dihimpun Kabar Joglosemar dari berbagai sumber:

  1. Bawa rombongan peziarah

Rupanya, Bus Sri Padma Kencana itu membawa rombongan peziarah dari SMP IT Al Muawwanah, Cisalak, Subang. Ada siswa, guru, serta orang tua yang ikut ziarah pada 10 Maret 2021.

Baca Juga: Makna Tanggal 27 Rajab dan Hikmah Peristiwa Isra Miraj

Baca Juga: Liga Champions, Lionel Messi Gagal Antar Barcelona ke Semifinal

Ada 59 orang dari SMP IT Al Muawwanah, 1 orang sopir, dan 2 orang kernet. Total ada 62 orang yang mengalami kecelakaan maut bus Sri Padma Kencana itu.

  1. Alami rem blong

Bus Sri Padma Kencana itu masuk ke dalam jurang setelah tercium aroma sangit. Rem blong dan akhirnya bus masuk jurang. Mereka dari Pamijahan, Kabupaten Tasikmalaya menuju Subang via Wado Sumedang. Kecelakaan maut bus Sri Padma itu sekitar pukul 18.30 WIB.

  1. Tanggapan Dinas Pendidikan

Seharusnya saat ini proses belajar mengajar dilakukan secara online karena situasi pandemi Covid-19. Hanya saja, SMP IT Muawanah ini malah melakukan perjalanan hingga akhirnya malah mengalami kecelakaan.

Baca Juga: Amalan 27 Rajab dari Puasa hingga Perbanyak Istigfar

Baca Juga: Ikatan Cinta Eps 196: Nino Cari Tahu Anak Andin, Nggak Tega Tiap Lihat Pelukan Aldebaran dan Reyna

Terkait kecelakaan tersebut, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Subang, Tatang Komara menegaskan bahwa proses belajar-mengajar belum tatap muka.

"Yang jelas saat ini sekolah masih tetap online, ulangan saja online. Belajar tatap muka belum bisa, apalagi ikut tur," ungkapnya.

  1. Korban

Kecelakaan Bus Sri Padma Kencana mengakibatkan penumpang mengalami luka ringan, luka berat, bahkan ada yang meninggal dunia. Hingga 11 Maret 2021 pagi, ada yang melaporkan korban meninggal 26 orang ada pula yang menyebutkan 27 orang.

Baca Juga: Siap-Siap, Seleksi PPPK Guru Honorer Dimulai Agustus 2021

Baca Juga: Peserta Kartu Prakerja Gelombang 13 Sudah Diumumkan, Ini Tahapan yang Wajib Dilakukan Agar Dana Tidak Hangus

Namun, salah satu korban yang meninggal dunia adalah sopir bus Sri Padma Kencana. Akibat kecelakaan tunggal itu, banyak korban yang terjepit jok.

Tim SAR terus melakukan evakuasi untuk menyelamatkan penumpang bus yang masih terjebak. Korban dilarikan ke puskesmas maupun dirujuk ke rumah sakit terdekat.

  1. Tanjakan ekstrim

Sementara itu, Danpos Koramil Wado, Pelda Nandang menyampaikan bus pariwisata Sri Padma Kencana dengan nomor polisi T 7591 TB itu mengangkut peserta ziarah dan tur SMP IT Al Muawanah Subang.

Baca Juga: Alhamdullilah, Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 14 Akan Dibuka, Cek www.prakerja.go.id

Baca Juga: Tak Punya Izin, 168 Domain Situs Etintas PBK Diblokir

Pihaknya masih melakukan pendataan identitas korban sekaligus memastikan jumlah penumpang yang ada di dalam bus tersebut.

"Saat itu, bus dari arah Malangbong, Kabupaten Garut, menuju Sumedang mengalami kecelakaan di Tanjakan Cae yang berada di Dusun Cilangkap, Desa Sukajadi," jelas Nandang.

Menurut warga setempat yang membantu proses evakuasi, posisi bus terbalik, banyak korban kecelakaan maut yang badannya terhimpit badan bus dan jok.

Baca Juga: PAD Kota Solo Naik 16 Persen Lewat Inovasi 'Online Pembayaran Pajak Solo Destination'

Baca Juga: Sudah Dapat SMS? Lakukan 6 Hal Ini Setelah Lolos Prakerja Gelombang 13

Seorang warga setempat bernama Waslim menyebutkan kalau Tanjakan Cae terkenal dengan jalur ekstrim. Ia menduga kecelakaan terjadi karena sopir belum paham medan.

"Kondisinya memang menanjak dan berkelok. Kalau sopir yang tahu medan di sini pasti sudah paham. Mungkin sopirnya ini tidak tahu medan, jadi sebelum masuk jurang tidak paham cara mengendalikan busnya," terang Waslim. ***

Editor: Sunti Melati

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah