Artikel-artikelmedia tersebut disebut berusaha menggiring opini publik agar publik percaya bila PDIP bukanlah partai yang tepat untuk dipilih.
Baca Juga: Nelayan Susah Dapat Lobster, Susi Pudjiastuti: Tangkap Pengepul Benur
Hal ini diketahui masyarakat sehingga mereka mentrendingkan tagar #GorenganTempeGakLaku.
“Maksud hati mau menjatuhkan PDIP, apa daya yg ada malah Media Tempe yang dicap masyarakat sebagai media pesanan. Apes…” cuit @seruanhl.
Maksud hati mau menjatuhkan PDIP, apa daya yg ada malah Media Tempe yang dicap masyarakat sebagai media pesanan????
Apes....????????????????#GorenganTempeGakLaku pic.twitter.com/iCO9BIkU3q— SERUAN H7 (@seruanhl) February 25, 2021
Alih-alih termakan pemberitaan media tersebut, masyarakat justru menghujat media tersebut karena telah menjelekkan PDIP.
Baca Juga: Pakai Outfit Branded Puluhan Juta, Amanda Manopo Kembaran dengan 4 Idol Kpop Ini
“Walaupun Tempe bosok serang PDIP dengan opininya. Masyarakat tetap pecaya dan dukung PDIP. Tempe gagal jualan isu bansos,” cuit @Demitsave.
#GorenganTempeGakLaku
Walaupun Tempe bosok serang PDIP dengan opininya. Masyarakat tetap pecaya dan dukung PDIP.
Tempe gagal jualan isu bansos. pic.twitter.com/SZ3kLXLFwB— Demit (@Demitsave) February 25, 2021
“Serangan media Tempe dlm upaya membusukkan PDIP dgn menyeret para pentolan spt Herman Hery & istilah ‘Madam' dlm kasus bansos adlh upaya sistematis u/ menghancurkan kredibilitas PDIP, namun serangan Tempe tdk berhasil alias 'Gatot',” tambah @Chaterinee_08.
Berdasarkan hasil survey dari Parameter, PDIP tetap memiliki elektabilitas yang tinggi, bahkan tertinggi, yakni 25,1 persen.
Baca Juga: Kai EXO Sukses Jadi Model GUCCI, Ini 2 Idol yang Pernah Jadi Pacarnya