Vlachova mengatakan studi pertama yang mengonfirmasi bahwa anjing dapat mendeteksi jaringan yang diserang oleh virus dilakukan di Amerika Serikat sekitar satu dekade lalu.
"Virus mengubah jaringan manusia, mempengaruhi aroma khas orang tersebut," katanya.
Hotovy, pensiunan ahli teknologi yang timnya mulai melatih anjing Agustus lalu, mengatakan bahwa tanda tangannya berubah "begitu banyak sehingga dapat langsung terlihat oleh anjing".
Baca Juga: Seberapa Bahaya Anemia? Cek Faktanya di Sini
Sampel yang digunakan diperoleh hanya dengan menggosokkan selembar kapas ke kulit pasien.
Tim kemudian harus memastikan sampel bebas virus untuk mencegah anjing tertular penyakit.
Dengan menggunakan metode pengambilan sampel yang sama, tim Finlandia telah menggunakan anjing untuk pengujian di bandara Helsinki.
Mereka melaporkan bahwa anjingnya dapat mendeteksi virus dengan akurasi hampir 100 persen.
Vlachova mengatakan Ceko ingin bekerja sama dengan Finlandia atau dengan tim Prancis dan Jerman mengerjakan proyek serupa.
Baca Juga: 10 Tanda Anemia yang Perlu Diwaspadai, dari Kelelahan hingga Nyeri pada Lidah