Kejar Ketertinggalan, Jokowi Sebut Sektor Pangan Butuh Inovasi Baru

22 November 2020, 08:11 WIB
Respons Jokowi atas polemik Presiden Prancis Emmanuel Macron.* /YouTube/Sekretaris Presiden

KABAR JOGLOSEMAR - Sudah waktunya industri pangan bergerak cepat melahirkan terobosan dan inovasi baru seiring meningkatkan perkembangan teknologi informasi saat ini.

Inovasi dan cara baru pengelolaan disektor pangan mutlak dilakukan agar industri ini kian berkembang mengikuti tren pasar dan keinginan konsumen.

Baca Juga: Pemprov Jateng Tinjau Posko Pengungsi Merapi di Boyolali dan Magelang

Kebutuhan yang sangat besar masyarakat dunia terhadap pangan membuka peluang yang amat besar dan akan terus bertumbuh bagi sektor tersebut.

Pengembangan sektor pangan dilakukan bukan hanya untuk merespons kemungkinan terjadinya krisis pangan akibat pandemi, tapi juga sejalan dengan melonjaknya populasi penduduk dunia yang berimplikasi pada meningkatnya kebutuhan pangan.

Presiden Joko Widodo mendorong dan mendukung pengembangan sektor pangan tersebut.

Namun, menurutnya, pengembangan tersebut membutuhkan cara-cara baru yang inovatif dan berdampak besar bagi kepentingan banyak.

“Pengembangan sektor pangan membutuhkan cara-cara baru yang inovatif, yang meningkatkan efisiensi proses produksi, pangan berkualitas dengan harga terjangkau, memperbaiki daya dukung lingkungan dan yang menyejahterakan para petani,” ujarnya seperti dikutip dari laman resmi setkab.go.id, Rabu, 18 November 2020.

Menurutnya, para pelaku usaha di sektor tersebut sudah seharusnya meninggalkan paradigma lama dan melompat maju dengan cara-cara baru dan skala produksi yang lebih besar.

Baca Juga: Selamat Ulang Tahun WOOZI SEVENTEEN! Tagar #OurVoboWOOZIday Trending di Twitter

Semua itu dicapai dengan menjadikan korporasi petani sebagai basis pengembangan sektor pangan.

Nantinya, pengembangan harus dilakukan dengan mengedepankan nilai tambah di tahap on-farm maupun off-farm serta berbasis teknologi modern yang lebih efisien dan lebih produktif untuk memberikan kesejahteraan yang lebih baik kepada para petani dan sektor-sektor pendukungnya.

“Saya berharap para pengusaha yang tergabung di Kadin (Kamar Dagang dan Industri) menjadi bagian dalam cara-cara baru ini,” kata Presiden.

Secara khusus, Presiden memuji model kerja sama yang digagas Kadin berupa sistem inclusive closed loop.

Melalui skema tersebut, kemitraan antara para petani dan ekosistem usaha akan dibangun mulai dari hulu hingga hilir sehingga keberlanjutan produksi dapat terjaga dan petani juga lebih sejahtera.

Baca Juga: Alhamdulillah! Akhirnya Tata Janeeta Umumkan Test Pack Dua Garis Biru

“Saya mendukung berbagai inisiatif kolaboratif yang melibatkan petani, koperasi, perbankan, dan offtaker. Beberapa inisiatif kolaborasi seperti petani hortikultura di Garut dan industri minyak sawit di berbagai daerah perlu untuk terus diperbaharui agar produktivitas dan nilai tambah bagi petani semakin meningkat dan perlu untuk direplikasi ke daerah-daerah lain,” tambahnya.

Selain itu, Presiden juga meminta Kadin untuk terus memberikan pendampingan kepada jutaan petani swadaya agar dapat terwujud kemitraan yang saling menguntungkan bagi para petani dan para pelaku usaha pangan.

“Saya yakin Kadin mampu mencapai target ini. Saya sangat berharap model bisnis kolaboratif yang inklusif ini bisa mendongkrak sektor pangan sebagai kekuatan ekonomi baru yang membuka lebih banyak lapangan kerja dan menjadi sumber kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia,” pungkasnya.***

Editor: Ayusandra Adhitya Septi Andani

Sumber: setkab

Tags

Terkini

Terpopuler