DIY Jadi Percontohan Nasional Program Stunting dan KB, Peringkat 3 dengan Kasus Stunting Terendah di Indonesia

30 Mei 2022, 06:25 WIB
Ilustrasi bayi,kasus stunting di DIY /Pixabay/TawnyNina

 

KABAR JOGLOSEMAR – Stunting merupakan kejadian gagal tumbuh yang diakibatkan karena kekurangan gizi di 1000 hari pertama sejak lahir.

Stunting bisa disebabkan karena kekurangan gizi saat masih di kandungan hingga lahir.

Bayi yang mengalami stunting baru akan terlihat setelah bayi berusia 2 tahun. Anak dikatakan stunting apabila nilai z-skor nya kurang dari -2.00 SD/standar deviasi (stunted) dan kurang dari – 3.00 SD (severely stunted).

Baca Juga: 2 Link Download Minecraft Versi Full Game dan Gratis 1.18.32.02 di HP Android, Klik Unduh Tautan Resmi di Sini 

Apabila tidak diatasi selama 1000 hari pasca kelahiran maka bisa jadi di masa tua akan menjadi pendek, beresiko penyakit kardiovaskuler, stroke dan diabetes.

Di Indonesia, saat ini permasalahan stunting masih tergolong banyak yang berisiko stunting. 21,9 juta keluarga di Indonesia teridentifikasi sebagai keluarga yang berisiko stunting. 

Sebagai upaya penurunan angka stunting, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melalui RSKIA Sadewa menggelar pelayanan Keluarga Berencana.

Baca Juga: 21 Warga Bantul Terpapar Leptospirosis, 4 Diantaranya Diduga Meninggal Akibat Penyakit Tersebut 

Menurut Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo terdapat 166 akseptor yang melakukan KB dengan metode operasi wanita (MOW).

Pelayanan MOW ini pertama kali digelar di Yogyakarta yang menjadi bentuk keseriusan BKKBN terhadap pengendalian penduduk.

MOW adalah tindakan penutupan kedua saluran telur kanan dan kiri yang membuat sel telur tidak bisa melewati saluran telur, sehingga sel telur tidak dapat bertemu sperma untuk menghindari kehamilan.

Baca Juga: 5 Fakta Terkait Kasus Hilangnya Eril, Anak Ridwan Kamil di Sungai Aare Swiss

“KB penting sekali mencegah stunting. Kunci menurunkan stunting asalkan jumlah anak jangan terlalu banyak dan jaraknya jangan kurang dari 3 tahun. Kalau kurang dari 3 tahun jaraknya cenderung stunting dan autis,” kata Hasto.

Menurut Hasto, DIY berhasil menduduki peringkat 3 terendah dengan kasus stunting. Peringkat pertama dan kedua adalah Bali dan DKI.

Oleh karena itu, DIY menjadi percontohan nasional program stunting dan KB.

Baca Juga: Inilah 3 Titik Rute Berenang di Sungai Aare, Lokasi Putra Ridwan Kamil Hilang Terseret Arus

Di sisi lain Kepala Perwakilan BKKBN DIY, Shodiqin menjelaskan bahwa pelaksanaan Gebyar Pelayanan KB MOW ini merupakan rangkaian acara untuk menyambut Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-29.

Dalam rangkaian acara tersebut DIY juga akan menyediakan pelayanan semua metode kontrasepsi kepada 10.223 akseptor.

DIY memberikan apresiasi kepada 3 kecamatan yaitu Depok, Prambanan, Kalasan karena berhasil  menggerakkan masyarakat untuk KB.***

 

Editor: Michael L W

Tags

Terkini

Terpopuler