Apa Itu Burka? Diburu Perempuan Afghanistan Setelah Taliban Berkuasa

19 Agustus 2021, 19:09 WIB
ilustrasi perempuan memakai burqa, niqab dan cadar/ /MHRezaa/Unsplash

 

KABAR JOGLOSEMAR - Berita soal Taliban menguasai Afghanistan menjadi perhatian dunia hingga saat ini.

Diberitakan sebelumnya, Taliban menguasai Afghanistan setelah mengambil alih Istana Kepresidenan Afghanistan di Kabul.

Presiden Afghanistan, Ashraf Gani pun diketahui meninggalkan Kabul pada hari Minggu, 15 Agustus 2021 waktu setempat tepat saat Taliban memasuki ibu kota negara itu.

Baca Juga: KUR Rp10 Juta Untuk Alumni Kartu Prakerja! Simak Syarat dan Cara Dapatkan Untuk Peserta Terpilih

Sementara itu, kelompok Taliban menyatakan perang telah berakhir usai para pejuangnya mengambil alih Istana Kepresidenan.

"Hari ini adalah hari besar bagi rakyat Afghanistan dan para mujahidin. Mereka telah menyaksikan buah dari upaya dan pengorbanan mereka selama 20 tahun," kata juru bicara kantor politik Taliban, Mohammad Naeem, kepada Al Jazeera TV dan dikutip oleh Kabar Joglosemar.

"Alhamdulillah, perang telah berakhir di negara ini," kata Naeem.

Baca Juga: Sinopsis Nevertheless Episode 10 Terakhir 21 Agustus 2021, Park Jae Eon Menyeka Air Mata Yoo Na Bi

Dari Reuters, ratusan warga Afghanistan memadati bandara Kabul karena ingin meninggalkan negaranya.

Negara-negara Barat pun berupaya mengevakuasi para diplomat dan warganya dari Afghanistan, seperti Italia, Jerman, dan Prancis.

Buntut lain karena Taliban berkuasa di Afghanistan adalah para perempuan Afghanistan ramai-ramai membeli burka.

Baca Juga: Suga BTS Bocorkan Alasan Mengapa Tak Ada Lagu yang Ingin Direkam Ulang

Burka adalah pakaian yang menutupi tubuh perempuan dari ujung kepala hingga ujung kaki.

Saat Taliban berkuasa di Afghanistan pada rentang 1996-2001, burka wajib dipakai oleh para perempuan Afghanistan.

Dikutip dari Bloomberg pada artikel tanggal 15 Agustus 2021, seorang bernama Aisha Khurram, mahasiswi berusia 22 tahun di Universitas Kabul menceritakan bahwa toko-toko burka di berbagai provinsi kini ramai diserbu pembeli.

Baca Juga: Jungkook Ungkapkan Lagu BTS Favoritnya untuk Ditampilkan

Warga Afghanistan terutama perempuan merasa harus bersiap memakai burka meski saat itu belum diwajibkan untuk semua perempuan.

Dosen dari Aisha pun sempat mengatakan salam perpisahan saat Taliban menguasai Afghanistan.

"Kita mungkin tidak akan bertemu lagi," ucap Khurram meniru perkataan dosennya.

Baca Juga: Cairkan BST Rp600 Ribu Tanpa Antre Panjang, Berikut Syarat dan Panduannya

Mahasiswi yang sedang menempuh semester akhir di jurusan Hubungan Internasional itu juga merasa mungkin tidak akan pernah bisa menyelesaikan kuliahnya hingga lulus walau masa studinya tinggal tersisa dua bulan lagi.

Seperti diketahui, Taliban melarang para perempuan menempuh pendidikan di luar rumah dan bekerja di sektor publik.

Dikhawatirkan, hal itulah yang akan kembali terjadi saat Taliban kembali berkuasa.

Baca Juga: Gagal Uploud Foto KTP Saat Daftar Kartu Prakerja dan Update Akun, Ketahui Sebab dan Cara Atasi

"Sistem pendidikan sedang jatuh," tambah Khurram.

Ia juga menerangkan bahwa di Herat kota terbesar ketiga Afghanistan, mahasiswi dilarang masuk kampus.

Meskipun demikain, Khurram menuturkab bahwa banyak perempuan generasi muda Afghanistan berani bersuara dan tidak akan begitu saja tunduk pada Taliban. 

Perempuan Afghanistan yang berburu burka mendapat respons dari toko-toko pakaian dengan naiknya harga burka.

Baca Juga: Rekening Kolektif Untuk BSU Kemnaker Rp1 Juta, Wajib Lapor ke BP Jamsostek BPJS Ketenagakerjaan

Meskipun, Khurram tidak menyebutkan secara spesifik berapa banyak naiknya harga burka tersebut.

Khurram pun meceritakan bahwa para perempuan yang tidak mengalami periode Taliban pada 1996-2001 mengatakan tidak akan memakai burka.

"Saya melihat banyak wanita yang tidak mengalami periode Taliban sebelumnya berkata, 'Kami tidak akan mengadopsi pakaian ini (burka)'," kata Khurram, yang merupakan Perwakilan Anak Muda Afghanistan untuk PBB pada 2019.

Baca Juga: Lirik A Little Space, Kolaborasi Pentatonix dengan ATEEZ

Namun, Khurram sendiri masih belum tahu pasti apa yang akan terjadi pada generasinya.

"Saya tidak tahu apa yang akan terjadi pada generasi muda perempuan Afghanistan. Mereka sedang membuat kode. Mereka sangat brilian."

"Sekarang mereka semua duduk di rumah bertanya-tanya apa yang akan terjadi. Generasi ini membentuk Afghanistan modern," ujarnya.***

 

 

 

 

Editor: Sunti Melati

Tags

Terkini

Terpopuler