Stok Oksigen RS Dr Sardjito DIY Menipis, 6 Pasien Meninggal Dunia?

4 Juli 2021, 06:30 WIB
lustrasi tabung oksigen/ / /pixabay/Saurabhnj
 

KABAR JOGLOSEMAR- Sejumlah pihak menyayangkan akibat menipisnya stok oksigen di RS Sardjito Yogyakarta, terdapat 6 pasien meninggal dunia karena tidak bisa ditangani dengan cepat akibat pasokan oksigen yang semakin hari semakin berkurang.

Hal ini disampaikan langsung Anggota Komisi D DPRD DI Yogyakarta, Muhammad Yazid yang menyebut enam orang pasien Covid-19 di RSUP Dr Sardjito meninggal dunia akibat persoalan kelangkaan oksigen yang terjadi Sabtu (3/7/21).

"Saya sudah konfirmasi, saya dengar enam (meninggal dunia), ada 20 pasien Covid-19 lagi di IGD RSUP Dr Sardjito yang membutuhkan suplai oksigen untuk membantu pernafasannya. Kami sudah berkali-kali mengingatkan bahkan dua minggu yang lalu sebelum b 1617 ini masuk (DIY. Supaya sudah siap, termasuk kesediaan salah satunya oksigen," ujar Yazid.

Baca Juga: Dapat Album BTS THE BEST yang Sobek, BTS Sebut Album Spesial

Sementara itu, Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito, Banu Hermawan menyebut hari ini memang ada pasien meninggal di rumah sakitnya. Ia memastikan penyebab kematian pada sebagian pasien adalah kondisi klinis.

"Kalau yang sebelum waktu isya, itu memang ada pasien meninggal kondisi klinis. Tapi ini yang setelah isya ini saya belum bisa mendata lagi," kata Banu.

Banu menegaskan pihak RSUP Dr Sardjito tak bisa mengambil kesimpulan kelangkaan atau menipisnya stok oksigen di tempat tersebut turut memengaruhi sebagai penyebab kematian pasien-pasien.

Baca Juga: Seorang Profesor Ungkap Alasan BTS Bisa Jadi Populer di Dunia

"Kita tidak bisa menggeneralisasi bahwa mereka meninggal karena oksigen. Ini makanya saya masih koordinasi terkait hal tersebut," jelasnya.

Banu menyebut ketersediaan oksigen di RSUP Dr Sardjito tidak habis secara total, namun tetap di ambang batas. Sehingga suplai ke masing-masing pasien tak bisa optimal.

"Bukan kok habis-bis, itu dalam artian oksigen yang keluar tidak maksimal. Sehingga suplai ke masing-masing rawat inap jadi berkurang. Ini kan oksigen sentral yang liquid itu. Solusinya, rumah sakit terpaksa memakaikan oksigen tabung kepada para pasien. Kemudian mengurangi oksigen di pasien yang sudah agak membaik, kita hentikan oksigen dulu sementara untuk menyuplai yang kondisi tidak baik," tambahnya.

Baca Juga: 3 Hal yang Wajib Dapat Perhatian dari Penthouse 3

Saat ini, pasokan oksigen tambahan juga tengah didatangkan oleh penyedia dari luar kota. Ia memperkirakan oksigen tersebut tiba dengan segera.

Dalam keterangannya, Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito mengajukan permohonan dukungan oksigen untuk penanganan pasien Covid-19 menyusul terjadinya lonjakan pemakaian.

Permohonan tersebut disampaikan Direktur Utama RSUP Dr Sardjito, Rukmono Siswishanto melalui surat yang ia tujukan kepada Menteri Kesehatan dan sejumlah pejabat terkait di DIY.

Baca Juga: Chansung 2PM Ceritakan Momen Lucu soal Jadi Cameo di Vincenzo

Rukmono menyatakan lewat surat tersebut ia mengonfirmasikan kepada Kemenkes bahwa persediaan oksigen kian tergerus seiring adanya peningkatan kasus Covid-19.

Maka dari itu pihaknya telah mencoba berkoordinasi dengan berbagai pihak guna memperoleh pasokan oksigen dari penyedia maupun sumber lain.

"Tetapi sampai saat int masih mengalami kendala dan pasokan oksigen diperkirakan paling cepat akan datang ke RSUP Dr Sardjito Yogyakarta pada hari Minggu tanggal 4 Juli 2021 pukul 12.00 WIB," ungkap Rukmono.

Baca Juga: Viral, Video Pria Hidupkan Lagi Ikan Nila Pakai Bumbu Dapur, Netizen: Melawan Takdir

Rukmono menambahkan, persediaan oksigen sentral di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta akan mengalami penurunan pada Sabtu (3/7/21)  pukul 16.00 WIB. Kemudian, diperkirakan habis pada pukul 18.00 WIB. Kondisi ini disebut berisiko pada keselamatan pasien yang dirawat, baik pasien Covid-19 maupun non-Covid-19.

RSUP Dr Sardjito telah memprediksi terjadinya hal ini sejak 3-4 hari lalu. Maka dari itu pihaknya telah meminta pasokan tambahan dari berbagai pihak. Namun, oksigen yang datang jumlahnya belum memadai perkiraan pemakaiannya.***

 

Editor: Sunti Melati

Tags

Terkini

Terpopuler