Pemerintahan Netanyahu Segera Berakhir, Israel Siap Punya Pemerintahan Baru

13 Juni 2021, 21:38 WIB
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa serangan Israel di Jalur Gaza akan terus berlanjut /Instagram/@b.netanyahu

 

KABAR JOGLOSEMAR - Era kepemimpinan Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu akan segera berakhir. Hingga saat ini, rekor terlama pemegang kekuasaan terlama di Israel masih dipegang oleh Netanyahu selama 12 tahun.

Seperti yang diketahui, Netanyahu dikenal sebagai politisi Israel yang paling dominan di generasinya. Namun, ia akhirnya gagal membentuk pemerintahan nya yang baru setelah pemilihan pada 23 Maret lalu.

Baca Juga: Anji Kena Kasus Narkoba, Tweet Lama Tentang Narkoba Jadi Sorotan

“Aku mencintaimu, terima kasih!,”tulis Netanyahu, dikutip Kabar Joglo Semar dalam cuitan akun Twitter @netanyahu pada 13 Juni 2021.

Dalam menjalankan pemerintahannya, Netanyahu dikenal sebagai wajah Israel yang baru, dengan suaraya yang halus dan menggelegar.

Perdana Menteri yang akrab disapa ‘Bibi’ ini juga dikenal sebagai sosok yang amat terpolarisasi, baik di luar negeri maupun di dalam negeri.

Meski dicintai oleh pendukungnya, Netanyahu tetap banyak menerima kritik dan hujatan. Hal itu lantas membuatnya dijuluki sebagai ‘Menteri Kejahatan’.

Baca Juga: Mahfud MD Berikan Kabar Duka, Ulama Jawa Timur Kyai Nawawi Abdul Jalil Meninggal

Selain itu, Netanyahu dituduh salah menangani krisis akibat virus corona dan kejatuhan ekonomi yang menimpa Israel.

Golongan anti-Netanyahu merayakan berakhirnya 12 tahun kepemimpinannya dengan menduduki kediamannya di Yerusalem. Dalam demonstrasi tersebut, bertuliskan ‘Bye bye. Bibi, Bye Goodbye’ pada spanduk yang dibawa.

Hal yang berbeda dirasakan oleh para pendukung Netanyahu. Mereka sulit menerima fakta bahwa kepemimpinan Netanyahu yang sering mereka sebut ‘King Bibi’ ini akan berakhir.

Pendukung Netanyahu marah atas sikap yang kurang adil kepada pemimpin yang mereka anggap telah mendedikasikan kepemimpinannya untuk keamanan Israel dan menjadi benteng melawan tekanan internasional untuk setiap langkah dalam menghadapi Palestina.

Baca Juga: Sebelum Ditangkap Polisi, Anji Sempat Tuliskan Cuitan di Twitter: Lebih Baik Pakai Narkoba Sendiri

Bahkan, di era Netanyahu lah kesepakatan diplomatik dengan Uni Emirat Arab, Bahrain, Maroko, dan Sudan, dapat tercapai.

Kabinet baru akan dilantik setelah mosi tidak percaya Knesset (perhimpunan) yang diperkirakan akan dimenangkan oleh pemimpin opoisisi tengah, Yair Lapid, dan juga Naftali Bennett yang berasal dari golongan ultra-nasionalis.

Rencananya, mereka akan memimpin pemerintahan yang terdiri dari partai-partai dari berbagai macam spektrum politik.

Selain itu, untuk pertama kalinya, mereka akan mewakili 21 persen minoritas Arab di Israel.

Baca Juga: Ada Kasus Covid-19 Varian India, Warga Kudus Diminta 5 Hari di Rumah Saja Mulai Senin Besok 14 Juni 2021

Nantinya, sebagian besar dari mereka berencana untuk menghindari gerakan besar-besaran pada isu-isu internasional, seperti kebijakan terhadap isu Palestina.

Dengan demikian, arah kepemimpinan Israel yang baru ini akan fokus pada isu reformasi di bidang domestik.

Selain itu, Bennett dan Lapid juga berencana akan menjadi jembatan bagi perpecahan politik serta menyatukan masyarakat Israel di bawah pemerintahan yang nantinya akan bekerja keras untuk semua warganya. ***

Editor: Ayusandra Adhitya Septi Andani

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler