Konflik Berkepanjangan Sebabkan 350 Ribu Orang Kelaparan di Ethiopia

12 Juni 2021, 06:25 WIB
ilustrasi tunawisma /pixabay/Lerory

KABAR JOGLOSEMAR - Konflik berkepanjangan yang terjadi diwilayah Tigray Ethiopia menyebabkan 350 ribu orang dilanda kelaparan. Situasi ini diperkirakan masih akan berlangsung hingga September 2021.

"Terjadi kelaparan di Ethiopia sekarang," ujar kepala bantuan PBB, Mark Lowcock.

Menurut sistem Klasifikasi Fase Keamanan Pangan Terpadu (IPC) global, yang mengevaluasi kerawanan pangan dan malnutrisi di seluruh dunia, sebagian besar wilayah Tigray saat ini berada dalam status "IPC 5 Catastrophe". 

Baca Juga: Waspada Ledakan Covid-19 di Depan Mata, Jumlah Kasus Capai 8 Ribu Kasus Perhari

Mei 2021, total 5,5 juta orang di Tigray, Amhara dan Afar yang lebih dari setengah populasi menghadapi tingkat kerawanan pangan akut yang tinggi, dengan 353.000 menghadapi tingkat bencana. Laporan itu mengatakan Situasi ini diperkirakan akan memburuk hingga September.

Penyebab utama dari situasi pangan yang putus asa di Tigray karena konflik. 

"Krisis parah ini dihasilkan dari efek konflik yang berjenjang, termasuk perpindahan penduduk, pembatasan pergerakan, akses kemanusiaan yang terbatas, hilangnya panen dan mata pencaharian, dan disfungsional atau pasar yang tidak ada," tambahnya.

Baca Juga: Wabup Cilacap Syamsul Auliya Rachman: Kebakaran Sudah Diatasi dan Aman

Bulan lalu pasukan Eritrea berkoordinasi dengan pasukan Ethiopia untuk memotong rute bantuan. Pada saat itu tentara Eritrea, beberapa menyamar dalam seragam militer Ethiopia tua dan memblokir bantuan untuk populasi kelaparan.

Badan-badan PBB mengatakan mereka sangat prihatin dengan risiko kelaparan yang meluas di Tigray, jika konflik meningkat, dan bantuan kemanusiaan terhambat secara signifikan.

Dalam sebuah tweet setelah rilis laporan, Lowcock menyerukan pendanaan mendesak dan akses tanpa hambatan untuk pengiriman bantuan.

Baca Juga: Kilang Minyak Pertamina Cilacap Kebakaran, Diduga Tersambar Petir

Pada hari Kamis waktu setempat, Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield meminta Dewan Keamanan PBB untuk bertemu secara terbuka di wilayah Tigray dan menuntut jawaban dari pemerintah Ethiopia.

"Kita tidak bisa membiarkan Ethiopia kelaparan. Kita harus bertindak sekarang," ujarnya.

Pertempuran antara pasukan pemerintah Ethiopia dan mantan partai yang berkuasa di kawasan itu, Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF), pecah pada November 2020. Pasukan dari negara tetangga Eritrea belakangan bergabung dalam konflik untuk mendukung pemerintah Ethiopia.***

Editor: Galih Wijaya

Tags

Terkini

Terpopuler