Indonesia Rawan Bencana, Presiden Jokowi Sebut 2 Kunci Utama Kurangi Resiko

4 Maret 2021, 09:50 WIB
Bencana longsor di Desa Ngetos, Nganjuk pada Minggu, 14 Februari 2021. /Kiriman Edi Suwitono via Twitter/@NganjukKotaBayu/

KABAR JOGLOSEMAR - Karena kondisi geografis, Indonesia sangat rawan terhadap berbagai bencana alam. Bahkan Indonesia masuk 35 besar negara paling rawan bencana alam di dunia. Presiden Jokowi pun menyebut 2 kunci utama untuk mengurangi resiko bencana.

Dalam Rakornas Penanggulangan Bencana di Jakarta hari Rabu 3 Maret 2021,Presiden Jokowi menyebut selam setehun terhitung sejak Februari 2020 hingga Februari 2021, sudah terjadi 3.253 kali bencana alam di Indonesia. Bencana tersebut berupa bencana hidrometeorologi sampai bencan geologi.

Baca Juga: Siap-Siap, Kartu Prakerja Gelombang 13 Dibuka Pukul 12.00 WIB

Untuk mengurangi resiko bencana tersebut, menurut Presiden Jokowi, ada 2 kunci utama yakni pada aspek pencegahan dan mitigasi bencana.

Meski demikian, di luar aspek tersebut juga tetap diperhatikan dan dilakukan, yakni manajemen kebencanaan.

Karena itu, Presiden Jokowi mengingatkan agar dalam penanganan bencana jangan hanya bersifat reaktif setelah terjadi bencana, tapi harus mengantisipasi dengan membuat rencana yang baik dan detail.

Untuk itu, kebijakan nasional dan daerah harus sensitif akan kerawanan bencana. Dengan demikian, tidak lagi pontang-panting, ribut bahkan saling menyalahkan saat terjadi bencana. Hal-hal seperti itu boleh terjadi lagi.

Menurut Presiden Jokowi, selema ini pemerintah sudah punya RIPB (Rencana Induk Penanggulangan Bencana) tahun 2020-2024 lewat Perpres Nomor 87 tahun 2020.

Namun, poin pentingnya adalah tidak berhenti dengan punya rencana besar dalam jangka panjang, tap harus bisa diturunkan dalam berbagai kebijakan dan perencanaan kebencanaan.

Baca Juga: Habiskan Harta, Pemilik 5 Weton Ini Seret Rejeki hingga Susah Kaya

Rencana besar tersebut, menurut Presiden Jokowi, harus bisa diturunkan dalam kebijakan-kebijakan, perencanaan-perencanaan, termasuk tata ruang yang sensitif.

Selain itu, memperhatikan aspek kerawanan bencana dan dilanjutkan dengan audit dan pengendalian kebijakan maupun tata ruang yang berjalan di lapangan, bukan hanya di atas kertas.

"Ini juga yang sudah berulang-ulang saya sampaikan,” kara Presiden Jokowi dikutip Kabar Joglosemar dari laman presidenri.go.id pada Kamis 4 Maret 2021.

Presiden Jokowi pun menekankan beberapa hal terkait kebencanaan. Pertama, tidak hanya sibuk membuat aturan, karena yang paling utama adalah pelaksanaan di lapangan. Sebab hal itu yang dibutuhkan rakyat.

Selain itu, aspek pengendalian dan penegakan standar-standar di lapangan perlu menjadi perhatian utama.

Ia memberi contoh urusan terkait gempa dengan membuat standar bangunan tahan gempa, baik fasilitas umum dan fasilitas sosial.

Baca Juga: 5 Weton yang Memiliki Aura Keberuntungan Tinggi, ada Weton Rabu Pahing hingga Jumat Kliwon

Hal-hal tersebut harus dikawal dalam pelaksanaan, diikuti dengan audit ketahanan bangunan agar betul-betul sesuai standar.

Dengan demikian, bila terjadi lagi bencana di lokasi, daerah atau provinsi yang saat, korban bisa diminimalisir.

“Apabila tidak sesuai standar-standar yang ada segera lakukan koreksi dan penguatan. Dicek, dikoreksi lagi,” kata Presiden Jokowi.

Kedua, menurut Presiden Jokowi, kebijakan demi mengurangi risiko bencana harus benar-benar terintegrasi mulai dari hulu hingga hilir. Untuk itu tidak ada lagi ego sektoral dan daerah dalam penanganan bencana.

“Semua harus terintegrasi, benar-benar terintegrasi, saling mengisi dan saling menutup. Tak boleh ada yang merasa ini bukan tugasnya, bukan tugas saya, bukan urusan saya. Hati-hati, ini bencana, berbeda dengan hal-hal yang normal lainnya,” kata Presiden Jokowi mengingatkan.

Baca Juga: Kemdikbud Lanjutkan Bantuan Kuota Data Internet, Berikut Syarat Penerima Bantuan Kuota Belajar 2021

Dan ketiga, Presiden Jokowi menekankan tentang pentingnya manajemen tanggap darurat dan kemampuan melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi yang cepat.

Jangan sampai lebih dari satu tahun, apa yang sudah dijanjikan kepada rakyat tidak dipenuhi.

Selain itu, kata Presiden Jokowi, sistem peringatan dini harus berfungsi baik, bekerja cepat dan akurat. Kecepatan respons pun harus terus ditingkatkan.

“Semua rencana kontingensi dan operasi saat tanggap darurat harus bisa diimplementasikan dengan cepat. Sekali lagi, kecepatan adalah kunci menyelamatkan dan mengurangi korban. Ini penting sekali,” kata Presiden Jokowi.

Kemudian, yang keempat, menurut Presiden Jokowi adalah edukasi dan literasi pada masyarakat terkait dengan kebencanaan harus terus-menerus ditingkatkan.

Baca Juga: Berakhir Hari Ini! Begini Cara Menautkan Rekening atau E-Wallet Pada Kartu Prakerja

Hal itu dilakukan dari lingkup sosial yang paling kecil seperti keluarga,melakukan simulasi bencana secara rutin di daerah-daerah yang rawan bencana agar warga makin siap dalam menghadapi bencana.***

Editor: Ayusandra Adhitya Septi Andani

Sumber: presidenri.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler